MUARA ENIM- ifakta.co 02- 02 -2025 Warga Desa Tanjung kembali melakukan aksi penutupan dan penyetopan jalan exs Pertamina Hulu Rokan zona 4 Bukit Kancil yang saat ini rusak parah diduga kuat akibat mobilitas Operasional kendaraan bertonase berat perusahaan saat melintas menuju mulut Tambang PLTU Sum-Sel 1 di Desa Tanjung Menang Kecamatan Rambang Niru Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan,
Bukan tanpa alasan menurut warga, aksi ini terjadi di sebabkan permintaan terkait perbaikan jalan yang rusak parah tidak kunjung di akomodir oleh perusahaan sehingga para petani setempat yang hendak berkebun dan berladang kesulitan mengangkut hasil pertanian.
Hal ini ungkapkan Popi warga Desa Tanjung Menang yang mengeluhkan kondisi jalan kepada awak media
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami sudah sering meminta agar jalan di perbaiki, mengingat jalan tersebut juga digunakan mengangkut hasil panen warga namun permintaan tersebut diabaikan. Ini yang menjadikan dasar warga menutup akses kendaraan operasional tambang yang melintas, ” ungkapnya.
Senada Asmuni warga Tanjung Menang juga membenarkan kondisi tersebut dirinya menambahkan bahwa beliau juga sudah melaporkan hal tersebut ke Pemerintah dan tokoh masyarakat untuk segera menyelesaikan permasalah ini namun hingga puncaknya belum juga ada respon dari pihak perusahaan,
“Rusaknya jalan ini sangat merugikan dan mempersulit kami sebagai petani yang ada di sekitar tambang batubara PLTU Sumsel 1, namun pihak perusahaan terkesan tidak pernah merespon apa yang menjadi keluhan kami sebagai petani, ” tukasnya
Sementara Satria Darma Wijaya selaku Ketua Posko Rumah Merdeka tokoh pemuda penggiat dan aktifis lingkungan Desa Tanjung Menang sangat menyangkan pihak perusahaan yang diduga tidak mempunyai itikad baik dan hanya mengejar keuntungan semata.
“Diduga Prusahan ini jahat tidak ada itikad baik hanyalah mengejar keuntungan semata untuk perusahaan yang mengabaikan aspek kehidupan sosial dan lingkungan di wilayah kerjanya yang bertentangan dengan peraturan pemerintah yang berlaku saat ini,” bebernya.
Selain itu Satria menambahkan masih banyak permasalahan lain yang sudah menjadi catatan buruk bagi pihak perusahaan terhadap warga seperti perjanjian dengan warga exlahan dengan pihak PLTU Sum-Sel 1 untuk di pekerjakan, belum dibayarnya sepenuhnya terkait kompensasi tanaman tumbuh milik warga di jalur Sutet. Terendamnya kebun warga seluruh dan sebagian, pendangkalan anak sungai di kebun warga. Putusnya aliran anak sungai yg tertimbun.
Dan hal sosial lainya yang berdampak terhadap warga.
“Dan saya simpulkan kuat dugaan bahwa perusahan ini tidak menjalan (SOP) Standar Operasi Prusedur yang di tetapkan peraturan dan undang-undang yang berlaku. Kedepan kita akan melakukan gugatan secara khusus terkait dengan lingkungan dan sosial yang diabaikan pihak perusahaan, dengan ini saya selaku ketua Posko Rumah Merdeka menilai perusahan didirikan bertujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat tapi jika ini menyengsarakan rakyat lebih baik di stop,” tegasnya.
Hal senada juga ditegaskan oleh Piche ketua LSM Dahsyat, dirinya telah melakukan pertemuan minggu sebelumnya telah melakukan audensi mengegelar rapat dengan pihak perusahaan di kantor Camat Rambang Niru di hadiri camat dan Pemrintah Desa Tanjung Menang, untuk segera mengutamakan perbaikan jalan, dan rekrutmen Tenaga Kerja serta keterlibatan perusahaan lokal di wilayah operasional PLTU Sumsel 1.
“Pada saat menggelar rapat mediasi kita telah menyampaikan kepada pihak PT CBE dan subkonnya untuk mengutamakan segera melakukan perbaikan jalan selain rekrutmen tenaga kerja lokal dan perushaan melibatkan perusahan lokal dalam setiap kegiatan operasional,” tandasnya.
Lanjut Piche juga mengatakan pihak perusahaan wajib bekerja sesuai dengan SOP dalam berkegiatan usaha yang sudah ditetapkan. Dirinya juga meminta kepada pihak perushaan agar lebih peduli terhadap tanggung jawab sosial lingkungan di wilayah sekitar operasional kerja perushaan, termasuk dari sisi kearifan lokal yang ada.
Terpisah Ferry Tri Harsono Kepala Desa Tanjung Menang kepada awak media ini menjelaskan
Terkait penutupan jalan itu murni luapan uneg uneg masyarakat yang tidak dapat melewati akses jalan tersebut karena rusak parah.
“Pihak PT. CBE berdasarkan permintaan kepala Desa Tanjung Menang sudah beberapa kali melakukan perbaikan jalan tersebut dengan dikawal oleh Linmas. Memang belum maksimal karena ruas jalan sempit hingga tidak leluasa alat untuk buat parit dibahu jalan dan telatnya suplay batu yang diorder oleh perusahaan dan Pemdes Tanjung Menang saar ini sudah melayangkan surat undangan ke beberapa perusahaan yg beroperasi di site CBE pada hari Selasa tgl. 04 Februari 2025,” terangnya.
Kades Tanjung Menang juga menambahkan untuk perbaikan jalan tersebut akan dibahas dipertemuan hari Selasa tgl 4 Februari 2025,
” Jalan tersebut tidak cukup ditimbun batu saja tetapi harus dibuang lumpur dulu, dibuat parit dikanan kiri jalan, jika tidak percuma diperbaiki jalan tersebut akan kembali rusak apalagi dimusim penghujan seperti sekarang.” pungkasnya.
Hingga berita ini di terbitkan belum ada keterangan resmi dari pihak perusahaan terkait aksi penutupan dan penyetopan kendaraan buntut kerusakan jalan yang diduga dampak kegiatan yang menjadi operasional perusahaan mulut Tambang PLTU Sum-Sel 1.