Jakarta, ifakta.co – Harga minyak dunia tercatat melemah tajam pada perdagangan Kamis (19/6), seiring meningkatnya keraguan investor menyusul sinyal yang membingungkan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait arah kebijakan energi dan geopolitik Washington.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak Agustus turun 2,1% menjadi USD 80,75 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 2,4% ke level USD 76,10 per barel.
Pelemahan ini dipicu oleh sentimen negatif pasar yang tidak pasti mengenai komitmen Presiden Trump terhadap stabilitas pasokan energi global. Dalam pernyataan terbarunya, Trump mengeluarkan komentar beragam terkait kemungkinan intervensi di Timur Tengah dan dukungan terhadap industri minyak dalam negeri.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Investor menghadapi dilema karena Trump belum menunjukkan arah kebijakan yang jelas, terutama menyangkut sanksi terhadap Iran dan perlindungan terhadap produsen minyak AS,” ujar Analis Energi dari GlobalCom Research, Linda Meyer.
Kebingungan juga muncul dari sinyal yang saling bertolak belakang terkait kemungkinan pembukaan kembali cadangan minyak strategis AS, serta ketidakpastian mengenai langkah diplomatik Washington terhadap konflik di kawasan Teluk.
Selain faktor geopolitik, pelaku pasar juga mencermati data permintaan global yang stagnan dan persediaan minyak mentah AS yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini memperkuat tekanan terhadap harga, di tengah kekhawatiran bahwa pasar minyak bisa kembali mengalami kelebihan pasokan.
Sejumlah analis menilai bahwa selama tidak ada kejelasan dari Gedung Putih maupun arah pasar global, harga minyak masih akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah dalam jangka pendek.
(Jo)