JAKARTA, ifakta.co – Acara bergengsi grand final ajang pemilihan Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia (PPTSI) 2024 kembali digelar untuk kelima kalinya, Sabtu (7/9/2024) kemarin.
Kegiatan yang berlangsung di Golden Ballroom The Sultan Hotel & Residence Jakarta ini diharapkan dapat mengedukasi generasi muda akan kekayaan budaya tenun dan songket.
Sekaligus, meningkatkan industri tradisional, serta meningkatkan kehidupan ekonomi bagi para penenun seluruh provinsi di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dewan Pembina Komunitas Indonesia International Fashion Art & UKM (KADIIFA), Prof. Mohammad Hatta mengungkapkan, bahwa ajang ini digelar untuk mendorong keterlibatan generasi muda dalam pelestarian budaya.
Selain itu juga, untuk menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan generasi muda untuk menggunakan wastra tenun dan songket sebagai busana ciri khas bangsa.
Hatta mengingatkan, mayoritas generasi muda saat ini lebih tertarik dengan budaya dan produk-produk luar negeri.
“Ini tantangan kita untuk mencegah agar generasi muda tidak gandrung pada budaya- budaya luar,” ujar Prof. Mohammad Hatta kepada wartawan, Senin (9/9).
Menurut Hatta, kegiatan ini merupakan bagian kecil dari usaha untuk mendorong pelestarian, pengembangan serta pemajuan wastra tradisional tenun dan songket Indonesia.
“Targetnya bukan hanya melestarikan, namun juga memberikan prospek dari sisi ekonomi kepada para penenun kain ini,” sebutnya.
Dia pun menambahkan, bahwa dengan budaya kita ke depan ini, khususnya menjelang ‘Indonesia Emas’ memang harus kita persiapkan.
“Bukan hanya di segi kemampuan, kecerdasan, akhlak dan lain-lain, tetapi juga pengenalan budaya tenun dan songket ini menjadi satu kekayaan alam nasional yang memang memerlukan upaya dari kita semua,” tuturnya.
“Nah oleh karena itu, fungsi peran rekan-rekan pers itu menjadi sangat penting dan upaya untuk memberikan informasi dan sekaligus mendukung kegiatan budaya tenun dan songket kita ini,” tutupnya.