Berlin, ifakta.co – Kanselir Jerman Friedrich Merz mengeluarkan pernyataan kontroversial dalam sebuah wawancara terbaru yang menuai perhatian dunia internasional. Merz menyebut bahwa Israel saat ini tengah melakukan “pekerjaan kotor” bagi negara-negara Barat dalam upaya menekan kekuatan regional Iran di Timur Tengah.
“Israel sedang mengerjakan apa yang tidak ingin atau tidak bisa dilakukan oleh banyak negara Barat untuk menghadapi ancaman Iran secara langsung dan militer,” ujar Merz dalam pernyataannya, yang kemudian dikutip oleh berbagai media Jerman dan internasional. Ia menambahkan bahwa “tanpa tindakan Israel, kekuatan Iran bisa berkembang lebih luas dan berbahaya.”
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, terutama setelah serangkaian serangan dan aksi balasan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Merz menegaskan bahwa meskipun Jerman dan negara-negara Barat mendukung solusi diplomatik, mereka tidak bisa mengabaikan realitas geopolitik yang semakin tajam.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Israel berada di garis depan, dan kita harus jujur dalam mengakui bahwa mereka memikul beban keamanan yang juga menjadi kepentingan strategis Barat,” tambahnya.
Namun demikian, komentar Merz juga memicu kritik dari berbagai kalangan, termasuk dari kelompok oposisi di parlemen Jerman dan sejumlah organisasi hak asasi manusia. Mereka menilai penggunaan istilah “pekerjaan kotor” sebagai bentuk pembenaran terhadap tindakan militer Israel yang telah menyebabkan banyak korban sipil.
Pihak pemerintah Israel belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Merz, tetapi sejumlah analis menilai bahwa dukungan terbuka ini akan memperkuat hubungan strategis Jerman-Israel di tengah dinamika politik internasional yang kompleks.
Sementara itu, Iran mengecam keras pernyataan Merz dan menyebutnya sebagai bentuk keberpihakan buta terhadap Israel yang dinilai melanggar hukum internasional dan memperkeruh stabilitas kawasan. Teheran menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam terhadap segala bentuk provokasi atau tekanan eksternal.
Pernyataan Merz menambah dimensi baru dalam sikap Barat terhadap konflik Iran-Israel, dan kemungkinan akan mempengaruhi kebijakan luar negeri Jerman serta peran Uni Eropa dalam meredakan ketegangan di Timur Tengah.
(Jojo)