BANDA ACEH, ifakta.co – Pemerintah Aceh memastikan rencana pembukaan rute pelayaran internasional Krueng Geukueh (Aceh) – Penang (Malaysia) terus dipersiapkan secara bertahap dan ditargetkan mulai beroperasi pada Januari 2026. Rute tersebut akan menggunakan KMP Aceh Hebat 1 sebagai armada pada tahap awal.

Kepastian itu disampaikan dalam rapat pembahasan Rencana Operasional Angkutan Laut Luar Negeri lintasan Krueng Geukueh–Penang yang digelar di ruang rapat Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Kamis, 13 Oktober 2025.

Sekda Aceh M. Nasir mengatakan pelayaran lintas negara ini diharapkan menjadi jalur strategis dalam mendorong arus barang dan penumpang, sekaligus memperkuat konektivitas dagang antara Aceh dan kawasan utara Semenanjung Malaysia.

Iklan

“Gubernur meminta agar pelayaran ini segera dipersiapkan. Kita memiliki Pelabuhan Krueng Geukueh yang sudah siap dan kapal Aceh Hebat yang bisa dimanfaatkan,” ujar Sekda.

Fokus Pelayanan Publik di Tahun Pertama

Sekda menegaskan bahwa pada tahap awal, Pemerintah Aceh akan memprioritaskan pelayanan publik. KMP Aceh Hebat 1 akan ditugaskan melayani rute tambahan menuju Penang tanpa mengganggu trayek eksisting Aceh Hebat 1 yang melayani jalur Calang–Sinabang.

“Untuk tahun pertama, kita fokus dulu pada pelayanan publik. Janji Gubernur terkait pelayaran Krueng Geukueh–Penang harus terlihat jelas realisasinya. Trayeknya akan ditambah, bukan digeser,” tegasnya.
 

Ia menambahkan, izin pelayaran direncanakan dimulai dari pelabuhan Sinabang.

Sekda Aceh juga meminta agar seluruh izin trayek diproses dengan cepat sehingga operasional pelayaran dapat mulai berjalan pada Januari 2026.

Jarak Tempuh 205 Mil Laut

Kepala Dinas Perhubungan Aceh, T. Faisal, dalam paparannya menjelaskan bahwa jarak pelayaran Krueng Geukueh–Penang mencapai sekitar 205 mil laut. 

Pemerintah Aceh juga telah mengirim surat kepada Presiden pada Agustus lalu untuk meminta dukungan pembukaan lintasan tersebut.

Menurut Faisal, pihak Penang Port telah menyatakan kesiapan mendukung rute baru ini. 

Mereka juga bersedia menyediakan ruang sandar untuk kapal dari Aceh. 

Namun, ia mengingatkan bahwa untuk kendaraan darat yang hendak masuk ke Malaysia, diperlukan kesepakatan antarnegara.

Dengan dukungan dari kedua pihak, pelayaran Aceh–Penang diproyeksikan menjadi jalur ekonomi baru yang akan meningkatkan mobilitas masyarakat dan memperluas akses perdagangan internasional dari Aceh.

(mhd_amin)