IFAKTA – Harga emas mengalami penurunan tipis dalam perdagangan Asia pada hari Senin (23/6), tertekan oleh pergeseran minat investor dari logam mulia ke dolar Amerika Serikat (AS) sebagai aset safe haven. Ketegangan geopolitik dan kekhawatiran ekonomi global masih membayangi pasar, namun kekuatan greenback menjadi pilihan utama pelaku pasar saat ini.
Kontrak berjangka emas di bursa COMEX melemah sekitar 0,2% menjadi $2.321,50 per ons, melanjutkan koreksi setelah reli singkat pekan lalu. Harga spot emas juga turun ke kisaran $2.318 per ons.
Analis mencatat bahwa meskipun emas secara tradisional dipandang sebagai pelindung nilai di tengah ketidakpastian, penguatan dolar AS membuat logam mulia menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga permintaannya menurun.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Permintaan terhadap dolar meningkat karena pasar mengantisipasi potensi konflik yang lebih luas di Timur Tengah serta spekulasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari yang diperkirakan,” kata analis komoditas dari FXStreet.
Fokus investor minggu ini akan tertuju pada sejumlah pidato dari pejabat The Fed dan rilis data inflasi utama di AS yang dapat memberi sinyal arah kebijakan moneter selanjutnya. Suku bunga yang lebih tinggi umumnya menekan harga emas karena logam mulia tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, logam mulia lainnya seperti perak dan platinum juga mencatatkan pelemahan, mengikuti tren penurunan emas. Pasar akan terus mencermati arah dolar dan perkembangan geopolitik sebagai penentu utama pergerakan harga selanjutnya. (Jo)