NGANJUK ifakta.co – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Nganjuk saat ini tengah gencar – gencarnya melaksanakan sosialisasi pencegahan kebakaran di wilayah Nganjuk.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas DPKP Kabupaten Nganjuk Drs. Sujito, M.Si. saat ditemui ifakta.co di ruang kerjanya pada Jumat, 17 Maret 2023.
Sujito menyampaikan angka kebakaran di wilayah tugasnya itu terbilang sangat tinggi karena dalam satu tahun kejadian kebakaran mencapai 76 titik api.
“Dengan tingginya angka kebakaran di Kabupaten Nganjuk ini maka kami saat ini mengambil langkah preventif dengan mengedepankan kegiatan pencegahan yakni melalui sosialisasi kebakaran di semua unsur masyarakat,” ungkap Sujito.
DPKP merupakan dinas baru yang berdiri sejak 11 Januari 2022 yang sebelumnya masih tergabung dengan Satpol PP namun sejak saat itu DPKP lepas dari Satpol PP dan kini membidangi dua bidang kerja yakni “Penindakan dan Pencegahan” kebakaran.
Upaya pencegahan itu terus dilakukan demi menekan angka bekakaran di Nganjuk.Sementara itu sejak digalakkannya giat sosialisasi oleh Damkar ada penurunan jumlah kebakaran yang sangat signifikan.
“Alhamdulilah tahun ini terhitung sejak Januari sudah ada penurunan, karena kita saat ini mengedepankan pencegahan, sosialisasi kita perluas hingga ke semua unsur masyarakat dengan menggandeng Dinas Pendidikan, lembaga / OPD lain, perusahaan swasta, toko , gedung dll,” urainya.
Pihak Damkar membuka – lebar lembaga atau pihak manapun yang menghendaki adanya sosialisasi, bahkan Damkar berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan menggelar sosialisasi secara rutin dan terjadwal yang sejak Januari – Maret 2023 sudah mencapai 400 lembaga sekolah yang telah mengikuti sosialisasi kebakaran dari Damkar.
“Siapapun yang menghendaki sosialisasi cukup mengirimkan surat pada Kami, untuk tempat bisa di kantor Damkar bisa langsung ke lokasi dan semuanya gratis,” papar Sujito.
Sujito juga mengungkapkan jika ada lembaga yang menghendaki sertifikat sebagai bukti telah dilaksanakan diklat maka pihaknya juga siap memberikan pelayanan tersebut.
“Misalnya diklat singkat satu hari pencegahan kebakaran pada suatu OPD/ lembaga swasta maka materi diklat akan kita kirim dulu baru kita laksanakan,” tegasnya.
Namun Kepala Dinas DPKP itu mangaku masih banyak faktor dan kendala yang dialami oleh petugas Damkar dalam menjalankan tugasnya terutama saat melakukan aksi pemadaman kebakaran.
Hal itu dipicu oleh minimnya sarana prasarana yang dimiliki oleh pasukan biru pemadam kebakaran tersebut. Dan menurut Sujito tentu saja hal itu sangat mempengaruhi kinerja personilnya dilapangan.
“Mengingat kondisi wilayah Nganjuk sebagai kota angin yang terdiri dari 20 Kecamatan, 264 Desa dan 20 Kelurahan Nganjuk terbilang sangat luas, sementara sarana kami yang hanya memiliki tiga Pos Damkar yakni di Mako Nganjuk, Pos Tanjunganom dan Pos Nggondang, maka hal ini yang menjadi kendala utama kami selain faktor – faktor lainnya,” keluhnya.
Untuk faktor lain yang juga menjadi kendala dilapangan menurut Sujito adalah jarak tempuh, dengan hanya memiliki 5 unit mobil pemadam sedangkan 1 unit mobil mengalami rusak berat, maka armada yang bisa beroperasi hanya 4 unit mobil pemadam.
“Faktor lainnya adalah kepadatan arus lalulintas, meski sirine telah dibunyikan namun karena arus lalin relatif padat maka terkadang mobil damkar mengalah sehingga respontime 15 menit kadang kurang maksimal,” sambungnya.
Selanjutnya berkaitan dengan medan / kondisi lapangan, antara pegunungan dan dataran / pemukiman padat penduduk terkadang mobil Damkar kesulitan mencari akses jalan tercepat.
“Dijalan yang sempit kami kesulitan mencapai titik api sedangkan prosedur respon Damkar terhadap kejadian kebakaran minimal kurang dari 15 menit maksimal 15 menit, maka dibutuhkan waktu lagi untuk pemasangan selang yang panjang agar sampai di lokasi kebakaran,” bebernya.
Sujito mengaku saat ini perlu banyak perbaikan dan penambahan di bidang sarana dan prasarana karena kedepan ia berencana akan membangun dan memperluas pos Damkar di berbagai wilayah Kecamatan agar bisa menjangkau dengan cepat manakala terjadi kebakaran terutama di daerah terpencil yang jauh dari Mako / Pos Damkar mengingat luas wilayah Nganjuk dengan kondisi alamnya yang banyak pegunungannya.
Untuk sumber air sebagai tandon juga masih kurang memadai karena hanya di beberapa titik saja, untuk itu ia juga berencana membangun lagi sumber -sumber air sebagai tandon mobil pemadam.
“Tandon kami hanya ada beberapa titik saja dan dari Tim Anggaran dan Banggar alhamdulilah sudah merespon, sehingga di tahun 2023 ini kami akan membangun tiga sumber air, muda – mudahan tahun depan kita bisa membangun sumber air lagi,” tandasnya.
Sujito mengambil contoh sumber air di jalan Merdeka, jika lokasi kebakaran di Pace maka pengisian air tetap di Jl. Merdeka sehingga penanganan akan terkendala karena sampai saat ini Damkar belum memiliki mobil tangki sebagai tandon sehingga jika air habis maka mobil Damkar harus mengisi kembali di Jl.Merdeka.
“Maka tahun ini kita juga akan membangun lagi sumber air di wilayah Pace,” serunya.
Pihaknya juga mengapresiasi semua pihak terutama Forpimcam dan Forpimdes diberbagai lokasi kebakaran yang sejauh ini selalu mendukung dan sangat membantu petugas Damkar dalam menjalankan tugasnya.
“Kami sangat menghimbau kepada masyarakat Nganjuk untuk selalu waspada dan menghindari hal – hal yang dapat memicu terjadinya kebakaran dan semoga melalui sosialisasi yang kami gelar dapat menyadarkan masyarakat akan bahaya kebakaran, semoga kebakaran di Kabupaten Nganjuk kedepan semakin menurun drastis,” pungkasnya.
(MAYANG).