iFakta.co|Jakarta – Pendekatan penurunan stunting pada tahun 2018 adalah mengkombinasikan intervensi spesifik (intervensi langsung ke sasaran) yang umumnya dilakukan sektor kesehatan dengan intervensi sensitif (intervensi tidak langsung) yang umumnya dikerjakan oleh sektor di luar kesehatan.
Selain itu, untuk meningkatkan efektifitas kegiatan, intervensi terintegrasi tersebut difokuskan pada kabupaten/kota yang memiliki prevalensi stunting tinggi, jumlah anak balita banyak, angka kemiskinan tinggi, dan mewakili setiap provinsi. Pada tahun 2018 kegiatan fokus penurunan stunting terintegrasi dilakukan pada 100 kabupaten/kota dan pada tahun 2019 diperluas menjadi 160 kabupaten/kota,” katanya.
Selain status gizi, kesehatan ibu dan anak juga sebagai penentu kualitas sumber daya manusia. Status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra-hamil, saat kehamilan, dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis.
Apabila dihitung dari sejak hari pertama kehamilan, kelahiran bayi sampai anak usia 2 tahun, maka periode ini merupakan periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) manusia.
”Periode ini telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan, oleh karena itu periode ini ada yang menyebutnya sebagai Periode Emas, Periode Kritis, dan Bank Dunia menyebutnya sebagai window of opportunity,” ucap Menkes.
(Sumber: Menkes/amy)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT