Karena Penyakit yang di Derita, Kakek ini ingin Program JKN-KIS Terus Ada

- Jurnalis

Senin, 6 Januari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Poto: Larsono dan Istri

ifakta.co, Jakarta – Ujang Larsono (68), adalah seorang peserta PBI APBN yang tinggal di daerah Lagoa, Jakarta Utara.
Pada suatu waktu, istrinya Ujang, Warmi dihimbau oleh pak RT untuk mengambil Kartu Indonesia Sehat di Puskesmas Lagoa.

Mereka merasa senang, karena memang itulah yang paling dibutuhkan saat ini. Khususnya dibutuhkan oleh Ujang, yang mengidap penyakit penyempitan pada jantungnya.

“Penyakit saya ini sudah lama, tapi dulu itu diawali penyakit asma. Berobat di puskesmas, dokternya bilang kalau asma itu bisa merembet kalau tidak ke paru-paru ya ke jantung. Benar ternyata, pada akhirnya merembet ke penyakit jantung. Saya sudah empat kali dirawat di rumah sakit karena penyempitan di jantung,” cerita Ujang, beberapa hari lalu.

Kondisinya sekarang tidak bisa ke kamar mandi sehingga kalau mau buang air harus disediakan tempat. Dan mandi pun harus di mandikan, karena jika Ujang berdiri terlalu lama, dadanya akan menyesak.

Dirinya harus menerima kondisinya karena memang usianya pun sudah memasuki senja. Melihat Ujang yang terengap-engap, Warmi menggantikan suaminya menceritakan bahwa mereka baru saja pulang dari rumah sakit dua minggu lalu.

“Bapak ini nyesek awalnya, lalu saya sama anak-anak segera bawa ke UGD rumah sakit. Dan ditangani langsung dengan diuap untuk membantu pernapasannya. Sepuluh hari dirawat, konsultasi jantung, rekam jantung, dan untuk semua itu kita tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Kecuali ongkos dari rumah ke rumah sakit. Bersyukur banget kami,” katanya.

Padahal sebelumnya pada tahun 2014 sebelum menjadi peserta JKN-KIS, Ujang juga dirawat selama seminggu dan harus membayar kurang lebih 3 (tiga) juta rupiah. Ditambah lagi dengan menebus obat seharga 800.000 rupiah.

“Aduh ya Allah, nyesek begini saya sangat sedih sekali nyerinya tidak tahan. Kalau keadaan seperti ini keinginannya sehat saja. Tapi Subhanallah ada program JKN-KIS yang meringkankan, ya Alhamdulillah sangat meringankan sekali. Saya inginnya program ini ada terus ya, kalau tidak ada, darimana saya dapat biaya untuk berobat penyakit saya yang biayanya mahal. Saya tidak kerja sudah tidak bisa apa-apa, dan istri saya hanya membuka warung kecil di depan rumah supaya bisa sekaligus merawat saya,” pungkasnya dengan terharu. (My)

Baca juga :  Sudin Bina Marga Jakpus akan Revitalisasi Lima Trotoar di Wilayahnya

Berita Terkait

Front Pergerakan Nasional (FPN) Desak Pabowo Subianto Tidak Jadikan Sakti Wahyu Trenggono Sebagai Menteri
Satpol PP Jakut Terima Bongkar Gerbang Gratis, Akibatkan Tak Mampu Tertibkan Bangli di Sunter Agung Utara yang Diduga Jadi Lahan Basah
Rina Winarsih Resmi Nahkodai Ketua RT 17 RW 01 Pejaten Barat
Pemkab Tangerang Kembali Raih Penghargaan Insentif Fiskal Kategori PPKE
Ketua Umum DPN PERADI Dukung Kaspudin Nor Menjadi Dewas KPK
Warga Pertanyakan Kinerja Pemkot Tangsel Terkait Penolakan Pabrik Pemilahan Sampah di Parigi
Film Misteri-Horor ‘Tebusan Dosa’ Rilis Official Poster dan Trailer yang Penuh Teka-Teki
Pemprov DKI Gelar Upacara Harhubnas 2024 di Monas Jakarta

Berita Terkait

Kamis, 19 September 2024 - 12:51 WIB

Front Pergerakan Nasional (FPN) Desak Pabowo Subianto Tidak Jadikan Sakti Wahyu Trenggono Sebagai Menteri

Rabu, 18 September 2024 - 16:19 WIB

Rina Winarsih Resmi Nahkodai Ketua RT 17 RW 01 Pejaten Barat

Rabu, 18 September 2024 - 15:41 WIB

Pemkab Tangerang Kembali Raih Penghargaan Insentif Fiskal Kategori PPKE

Rabu, 18 September 2024 - 11:22 WIB

Ketua Umum DPN PERADI Dukung Kaspudin Nor Menjadi Dewas KPK

Rabu, 18 September 2024 - 11:04 WIB

Warga Pertanyakan Kinerja Pemkot Tangsel Terkait Penolakan Pabrik Pemilahan Sampah di Parigi

Berita Terbaru

Eksplorasi konten lain dari ifakta.co

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca