Diabetes: Kenali dan Kendali Segera!

- Jurnalis

Kamis, 18 April 2024 - 17:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

dr. Cindya Klarisa Simanjuntak, Sp.PD dokter di RSUD Tamansari Jakarta, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)

dr. Cindya Klarisa Simanjuntak, Sp.PD dokter di RSUD Tamansari Jakarta, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)

Oleh dr. Cindya Klarisa Simanjuntak, Sp.PD dokter di RSUD Tamansari Jakarta, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)

JAKKARTA, IFAKTA.CO – Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Nasional pada tanggal 18 April dr. Cindya Klarisa Simanjuntak, Sp.PD dokter di RSUD Tamansari Jakarta, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meniliskan tentang kenali dan kendali Diabetes.

Diabetes mellitus (DM) masih menjadi masalah global dengan peningkatan jumlah penderita tiap tahunnya. Indonesia peringkat kelima negara dengan jumlah penderita DM tertinggi di dunia, DM sebagai silent killer dan mother of disease, menyebabkan komplikasi dan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Komplikasi DM: jantung koroner, penyakit ginjal kronik, kerusakan saraf, masalah kesehatan mulut, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pembuluh darah, hingga gangguan mental.

Faktor risiko DM tipe 2 (yang didapatkan sesudah lahir) yaitu:

  1. Berat badan. Populasi dengan indeks masa tubuh berlebih, lebih berisiko menjadi diabetes. IMT merupakan indikator sederhana dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). Untuk populasi asia, IMT >= 24 kg/m2 sudah dikategorikan overweight.
  2. Rendahnya aktivitas fisik.
  3. Asupan diet. Tingginya konsumsi makanan cepat saji dan makanan/minuman yang tinggi gula dan pemanis meningkatkan risiko diabetes
  4. Riwayat keluarga. Studi menunjukkan keturunan pasien DM tipe 2 berisiko 30-70% berkembang menjadi DM tipe 2
  5. Berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur. Berat badan lahir rendah dan bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih besar berkembang menjadi DM tipe 2.
  6. Kurang menerapkan pola hidup sehat setiap hari: CERDIK

Tanda dan gejala:

  • Gejala klasik DM yaitu: cepat merasa haus (polidipsi), sering buang air kecil (poliuri), dan cepat merasa lapar (polifagi) / 3P.
  • Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
  • Pandangan mata kabur.
  • Luka yang tidak kunjung sembuh.

Diagnosis:
Penegakan diagnosis DM memerlukan pemeriksaan darah yang memenuhi kriteria sebagai berikut.

  • Kadar glukosa darah puasa >= 126 mg/dl
  • HbA1c >= 6.5%
  • ++Kadar glukosa darah 2 jam pasca tes toleransi glukosa oral >= 200mg/dl
  • Adanya gejala klasik DM disertai kadar glukosa darah sewaktu >= 200mg/dl.
    Prediabetes juga berisiko.
    Selain itu, perlu diketahui pula kondisi prediabetes dimana 5-10% populasi prediabetes berkembang menjadi DM tiap tahunnya. Selain itu, 70% populasi DM akan berkembang menjadi DM. Prediabetes didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan sebagai berikut.
  • Kadar HbA1c 5.7-6.4%
  • Glukosa darah puasa 100-125mg/dl
  • Glukosa darah 2 jam pasca tes toleransi glukosa oral 140-199mg/dl.

Siapa yang perlu memeriksakan diri?
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mengobati lebih dini lebih baik daripada terlambat. Deteksi dan tatalaksana sejak dini akan menurunkan komplikasi. PERKENI (Perkumpulan Endokrin Indonesia) merekomendasikan populasi berikut untuk pemeriksaan penyaring segera.

  1. Individu dengan indeks masa tubuh >= 23kg/m2 disertai aktivitas kurang, adanya orang tua dengan DM, penderita hipertensi dan hiperkolesterolemia, obesitas, wanita dengan sindrom polikistik ovarium, riwayat penyakit jantung
  2. Individu berusia lebih dari 45 tahun dengan atau tanpa risiko tersebut.
  3. Mereka yang berisiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal, sebaiknya diulang setiap 3 tahun. Mereka kelompok prediabetes, sebaiknya diperiksa ulang tiap 1 tahun.

Tatalaksana
Tatalaksana DM merupakan kendali jangka panjang. Pilar keberhasilan tatalaksana DM mencakup diet, aktivitas fisik, pengobatan yang tepat, monitoring gula darah dan edukasi penderita DM. Penurunan berat badan pada penderita DM dengan berat badan berlebih menjadi langkah awal dan penting dalam mengendalikan gula darah.

Asupan makanan yang disarankan mencakup makanan dengan gizi seimbang yang tinggi serat, rendah garam, dan membatasi asupan lemak jenuh. Aktivitas fisik yang disarankan sebaiknya olahraga dilakukan teratur 3-5 hari seminggu, selama 30-45 menit tiap sesinya, dengan total minimal 150 menit per minggu, tanpa jeda 2 hari berturut-turut. Pilihan pengobatan DM harus didiskusikan dengan dokter. Pengobatan penderita yang satu akan berbeda dengan yang lainnya. Tidak sekedar minum obat, penderita DM juga wajib memonitoring tekanan darah dan indikator laboratorium secara berkala mencakup kadar glukosa darah, fungsi ginjal, dan kolesterol dibawah pengawasan dokter.

Komunikasi dan kerjasama antara pasien dan dokter akan meningkatkan keberhasilan kendali glukosa darah dan komplikasinya. Kenali sedini mungkin, kendali seterusnya!

Berita Terkait

Jaktim Darurat Pil Koplo, Warga Tanya Polisi Kemana dan Kinerja Dinas Kesehatan Dipertanyakan
Komitmen Pemerintah Menuju Indonesia Ending AIDS 2030
RSUD Tamansari Bersama Bazis dan Perdani Gelar Operasi Katarak Gratis
Dragon Massage Jakbar Hadirkan Pijat Tradisional dan Shiatsu, Cocok untuk Relaksasi!
RSUD Taman Sari Buka Layanan Konsultasi Soal Terindikasi Gangguan Mental Dampak Pemilu 2024
Relawan Srikandi GM Kembali Dampingi Mbah Iksan Jalani Perawatan Luka Pasca Operasi
Bripka Fitra, Gigih dan Setia Dampingi Lansia Terlantar di Nganjuk Hingga Sukses Jalani Operasi di Kaki
Peduli Warga Binaannya, Bhabinkamtibmas Polsek Nganjuk Kota Salurkan Bantuan Sembako pada ODGJ
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 30 April 2024 - 16:15 WIB

Terpilih Jadi Ketua PWI Nganjuk 2024-2027 Bagus Jatikusumo Bakal Perkuat Sinergi dengan Semua Stakeholder

Senin, 29 April 2024 - 10:26 WIB

Rapat Paripurna DPRD Nganjuk bersama Pemda Nganjuk fokuskan Raperda PDAM Tirta Wilis

Minggu, 28 April 2024 - 17:22 WIB

Wushu Indonesia Cabang Nganjuk Gelar Halalbihalal dan Sarasehan, Abdul Wakid:Tingkatkan Prestasi Jaga Silaturahmi

Sabtu, 27 April 2024 - 18:37 WIB

Moment Halalbihalal Srikandi GM Serukan Deklarasi Dukung Pencalonan Marhaen Djumadi pada Pemilukada 2024-2029

Jumat, 26 April 2024 - 19:22 WIB

Mafia Migas di Jawa Tengah Diduga Salurkan Solar Subsidi ke Perusahaan BUMD

Sabtu, 20 April 2024 - 11:39 WIB

Waduh! Ditipu Agen Layanan Perpanjangan Pasport, 2 WNA Tanzania Dideportasi dari Bali Lantaran Overstay

Jumat, 19 April 2024 - 17:11 WIB

Peduli Masyarakat, Polres Nganjuk Evakuasi dan Antar ODGJ Berobat ke Menur

Rabu, 17 April 2024 - 18:31 WIB

Operasi Ketupat Semeru 2024, Polda Jatim Berhasil Tekan Angka Kecelakaan dan Gangguan Kamtibmas

Berita Terbaru

Inrit di Club de Arjuna diduga tak mengantongi izin Dinas Bina Marga. (Foto: Ifakta.co)

Megapolitan

Pengelola Club de Arjuna Diduga Bangun Inrit Tanpa Izin

Selasa, 30 Apr 2024 - 22:04 WIB

Regional

3 Polisi di Tangerang Dipecat, Dua Terlibat Narkoba

Selasa, 30 Apr 2024 - 20:24 WIB

Regional

Panglima TNI Pimpin Upacara Peringatan HUT Kopassus ke 72

Selasa, 30 Apr 2024 - 17:23 WIB

Eksplorasi konten lain dari ifakta.co

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca