Usulan Jokowi Menjadi Ketum PPP. Yakin Akan Mendapat Kursi di Parlemen

- Jurnalis

Kamis, 29 Mei 2025 - 14:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden RI ke 7, Joko Widodo. (foto : BPMI Setpres)

Presiden RI ke 7, Joko Widodo. (foto : BPMI Setpres)

IFAKTA.CO | Saat ini, terdapat wacana menarik dalam dinamika politik Indonesia, yakni usulan agar mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Usulan ini mencuat menjelang Muktamar PPP 2025 dan telah memicu berbagai tanggapan dari kalangan internal partai serta pengamat politik.

Ketua Mahkamah Partai PPP, Ade Irfan Pulungan, menyatakan bahwa Jokowi merupakan sosok yang cocok untuk memimpin PPP. Menurutnya, pengalaman dan rekam jejak Jokowi dalam pemerintahan dapat membawa manfaat bagi partai berlambang Ka’bah tersebut.

Baca juga :  Melongok Sejarah Masjid Sultan di Singapura

Namun, usulan ini tidak lepas dari kritik. Pengamat politik Agung Baskoro menilai bahwa Jokowi lebih dikenal sebagai figur nasionalis, sementara PPP berasaskan Islam. Ia khawatir bahwa langkah ini dapat mengaburkan identitas ideologis partai dan menimbulkan resistensi dari basis pemilih tradisional PPP. Agung juga menyebutkan bahwa masih banyak tokoh lain yang lebih relevan secara ideologis untuk memimpin PPP, seperti Anies Baswedan, Amran Sulaiman, Agus Suparmanto, dan Sandiaga Uno.

Secara historis, PPP telah menjadi bagian dari koalisi pendukung Jokowi sejak Oktober 2014, ketika partai tersebut bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat yang mendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Kedekatan ini berlanjut selama masa pemerintahan Jokowi, dengan PPP tetap berada dalam barisan partai pendukung pemerintah.

Baca juga :  Melongok Sejarah Masjid Sultan di Singapura

Usulan agar Jokowi menjadi Ketua Umum PPP mencerminkan dinamika politik yang terus berkembang di Indonesia. Meskipun memiliki pengalaman dan rekam jejak yang kuat, pertimbangan ideologis dan penerimaan dari basis pemilih tradisional PPP menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Keputusan akhir akan sangat bergantung pada dinamika internal partai dan strategi politik yang diambil menjelang Muktamar PPP 2025.

(FA)

Berita Terkait

Majalah IFAKTA Edisi Juni 2025
Menjajaki Wisata Kuliner Legendaris di Bogor
Wujudkan Layanan Air Berkualitas, Perumda Tirta Patriot Bangun Intake Siltrap Kalimalang, Hindari Kali Bekasi Tercemar
Gubernur Kaltim : Istana Wakil Presiden Akan Rampung Akhir Tahun 2025
Melongok Sejarah Masjid Sultan di Singapura
Diplomasi Budaya Sinema Indonesia di Cannes Film Festival 2025 : Pertemuan Strategis dan Promosi Kekayaan Intelektual Indonesia
Jalin Kerjasama dengan Adira, Yadea Luncurkan Banyak Warna Baru
Chery Tiggo 8 CSH Resmi Meluncur, Harga Lebih Murah Dari Innova Zenix!

Berita Terkait

Sabtu, 7 Juni 2025 - 15:49 WIB

Majalah IFAKTA Edisi Juni 2025

Jumat, 30 Mei 2025 - 22:03 WIB

Menjajaki Wisata Kuliner Legendaris di Bogor

Jumat, 30 Mei 2025 - 16:20 WIB

Wujudkan Layanan Air Berkualitas, Perumda Tirta Patriot Bangun Intake Siltrap Kalimalang, Hindari Kali Bekasi Tercemar

Jumat, 30 Mei 2025 - 05:03 WIB

Gubernur Kaltim : Istana Wakil Presiden Akan Rampung Akhir Tahun 2025

Kamis, 29 Mei 2025 - 14:43 WIB

Usulan Jokowi Menjadi Ketum PPP. Yakin Akan Mendapat Kursi di Parlemen

Berita Terbaru