JAKARTA, ifakta.co – Peningkatan volume lalu lintas di beberapa ruas tol Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek) pada periode H-3 Isra Mikraj – H+4 Tahun Baru Imlek atau periode 24 Januari – 2 Februari 2025 (10 hari) diprediksi mengalami lonjakan signifikan.
Pasalnya, sebanyak 1.559.680 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek, naik 10,9 persen jika dibandingkan lalu lintas normal.
“Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikupa (ke arah Merak), GT Ciawi (ke arah Puncak), dan GT Cikampek Utama (ke arah Trans Jawa) dan GT Kalihurip Utama (ke arah Bandung),” ujar Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Lisye Octaviana dalam keterangannya di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (25/01/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Lisye, Jasamarga akan memastikan kesiapan layanan operasi jalan tol Jasa Marga Group berjalan dengan optimal, terutama di ruas jalan tol yang berpotensi menjadi destinasi wisata favorit pengguna jalan saat libur panjang di antaranya Jalan Tol Jagorawi untuk wilayah Puncak dan sekitarnya serta Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Cipularang untuk yang menuju arah Trans Jawa dan Bandung.
“Selain memastikan keberfungsian peralatan tol di gardu, kami juga menambah jumlah petugas dan mobile reader untuk menambah kapasitas transaksi di gerbang tol-gerbang tol utama. Tidak hanya di gerbang tol, potensi terjadinya kepadatan di lajur pun kami antisipasi dengan penempatan petugas di titik-titik rawan kepadatan di jalan tol favorit untuk mempercepat penanganan gangguan kendaraan di lajur serta mengatur lalu lintas dengan lebih cepat lagi. Melalui diskresi Kepolisian, Jasa Marga juga siap mendukung rencana rekayasa lalu lintas, seperti contraflow, dengan menempatkan petugas dan rambu-rambu pendukung,” ungkap Lisye.
Bahkan untuk layanan di rest area, Jasa Marga menjaga fasilitas umum seperti toilet dan mushola beroperasi dengan baik dan optimal tanpa pungutan liar.
Selain itu, Jasamarga juga akan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian jika dibutuhkan diskresi untuk melakukan buka tutup rest area dengan melihat kapasitas parkir yang ada.
Dinamisnya rekayasa lalu lintas ini akan aktif dikomunikasikan kepada publik melalui Jasa Marga Tollroad Command Center yang terintegrasi dengan Dynamic Message Sign (DMS), akun X Informasi Lalu Lintas @PTJASAMARGA, Aplikasi Travoy, Press Release di Media Massa dan Website Perusahaan hingga media sosial resmi Jasa Marga.
Perlu diketahui, untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek dari ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 731.714 kendaraan atau sebesar 46,91 persen kendaraan menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 470.089 atau sebesar 30,14 persen kendaraan menuju arah Barat (Merak), dan 357.877 kendaraan atau sebesar 22,95 persen kendaraan menuju arah Selatan (Puncak).
Untuk lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa melalui GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek meningkat 373.083 kendaraan atau sebesar 36,7 persen dari lalin normal.
Sedangkan lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang, meningkat 358.631 kendaraan atau sebesar 11,2 persen dari lalin normal.
Total lalin meninggalkan Jabotabek dari arah Trans Jawa dan Bandung melalui kedua GT tersebut meningkat 731.714 kendaraan atau sebesar 22,9 persen dari lalin normal.
Adapun lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Merak melalui GT Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak sebesar 470.089 kendaraan atau meningkat 0,1 persen dari lalin normal.
Sementara itu, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek menuju arah Puncak melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi meningkat 357.877 kendaraan atau sebesar 4,9 persen dari lalin normal.
Langkah antisipasi lonjakan
Untuk mengatasi lonjakan ini, Jasamarga telah melakukan berbagai langkah antisipasi, termasuk:
1. Optimalisasi kapasitas gerbang tol, termasuk penyiapan mobile reader untuk mempercepat transaksi.
2. Penempatan petugas di titik rawan kepadatan untuk pengaturan lalu lintas.
3. Monitoring titik rawan genangan untuk memastikan kelancaran perjalanan.
4. Kesiapan armada pelayanan guna menangani gangguan secara cepat.
5. Koordinasi dengan Kepolisian dan Dinas Perhubungan untuk memastikan kelancaran di jalur tol.