JAKARTA, IFAKTA.CO – Meskipun warga mengeluhkan soal proyek pengurugan di Jalan Alas Tua, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, namun aktifitas itu tetap berjalan tanpa ada tindakan dari instansi terkait.
Keluhan warga itu soal dampak buruk terhadap kesehatan yang ditimbulkan seperti debu yang terhirup akibat tanah yang berceceran dari truk pengangkut urugan.
Pantauan wartawan, aktifitas pengurugan itu berjalan siang dan malam tanpa henti.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Terkait hal ini, aktivis pemerhati kebijakan pemerintah, Darsuli, SH sangat menyayangkan Satpol PP, Lurah dan Camat yang tidak melakukan tindakan tegas terhadap aktifitas pengurugan tersebut, padahal jelas ada indikasi pelanggaran.
“Sangat disayangkan, Satpol PP, lurah dan camat setempat tak bertindak tegas atas pelanggaran tersebut, yang mana pihak proyek telah mengabaikan kesehatan warga sehingga debu tebal mengepung warga,” ujarnya.
Menurut Darsuli, seharusnya hal ini menjadi perhatian serius pemerintah setempat, karena jelas merugikan masyarakat terkait kesehatan terlebih saat ini pencemaran udara di DKI Jakarta sedang jadi sorotan pemerintah pusat.
“Mestinya ini jadi perhatian khusus Forkopimcam Kalideres karena sudah jelas mencemari udara dan jadi polusi, sehingga menimbulkan dampak negatif dan mengancam kesehatan masyarakat,” ungkapnya.
Dirinya juga meminta instansi terkait bertindak tegas jangan demi kepentingan perusahaan dan menguntungkan bagi oknum-oknum yang menjadi “jongos” dilokasi itu sehingga masyarakat jadi korban.
“Saya minta segera turun tangan merespon keluhan warga, jangan warga jadi korban demi kepentingan perusahaan, harusnya perusahaan prioritaskan dampak negatif yang ditimbulkan,” pintanya.
Sementara Bekti salah satu warga sekitar mengeluhkan aktivitas urugan tanah tersebut, sebab lalu lalang truk tanah tersebut tanahnya berceceran di jalan dan membuat jalanan berdebu dan jika hujan pasti licin hingga becek.
“Adanya aktivitas urugan ini jadi banyak debu, debunya tebal banget bang sehingga menganggu pernapasan, sangat tidak manusiawi akibat proyek ini kami mendapatkan debu polusi udara kotor dan jalannya yang licin nanti ketika hujan turun,” keluhnya.
Pantauan di lokasi, sejumlah truk tanah berlalu-lalang tengah mengangkut tanah urugan pada siang hari. Aktifitas itu tidak ada henti dan tidak melihat waktu.
Akibatnya, akses jalan menuju lokasi urugan selalu macet, berdebu dan kotor. Parahnya lagi, truk pengangkut tanah urugan saat meninggalkan lokasi pun tidak di semprot bersih.