Teheran, ifakta.co – Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak setelah Iran melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel pada Jumat malam, 13 Juni 2025. Serangan tersebut dilakukan sebagai respons atas serangan udara Israel yang sebelumnya menghantam fasilitas militer dan infrastruktur strategis di Iran.
Menurut laporan media lokal dan internasional, Iran meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone tempur ke sejumlah wilayah di Israel, termasuk Tel Aviv, Haifa, dan kawasan selatan yang berdekatan dengan Jalur Gaza. Serangan ini disebut-sebut sebagai yang terbesar yang pernah dilakukan Iran terhadap Israel secara langsung dalam beberapa dekade terakhir.
Juru bicara militer Iran menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan “pembalasan sah atas agresi zionis yang telah melanggar kedaulatan Republik Islam Iran.” Ia juga menegaskan bahwa Iran siap menghadapi segala bentuk balasan dan tidak akan mundur dari haknya untuk mempertahankan diri.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Di pihak lain, militer Israel segera merespons dengan mengaktifkan sistem pertahanan udara Iron Dome dan Arrow 3. Perdana Menteri Israel menggelar rapat darurat kabinet keamanan dan menyebut serangan itu sebagai “tindakan perang yang serius.” Ia juga memperingatkan bahwa Israel akan membalas dengan “kekuatan penuh dan tanpa kompromi.”
Sejumlah wilayah di Israel dilaporkan mengalami kerusakan infrastruktur dan korban jiwa, meski belum ada data pasti terkait jumlah korban hingga saat ini. Warga sipil di kota-kota besar diminta untuk tetap berada di tempat perlindungan hingga situasi dinyatakan aman.
Serangan ini memicu kekhawatiran luas akan eskalasi konflik yang lebih besar di kawasan Timur Tengah, melibatkan negara-negara lain dan berisiko mengganggu stabilitas global.
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan darurat dalam waktu dekat untuk membahas perkembangan situasi yang semakin mengkhawatirkan tersebut. Beberapa negara, termasuk Rusia, Tiongkok, dan Amerika Serikat, telah menyerukan deeskalasi dan menahan diri dari tindakan lebih lanjut yang dapat memicu perang terbuka.
(Jojo)