KABUPATEN TANGERANG, ifakta.co – Sejumlah petugas gabungan yang terdiri dari personel Trantib Kecamatan dan Polsek Pasar Kemis menggeruduk beberapa lokasi kost-kostan, karaoke karaoke dan cafe yang disinyalir melanggar aturan operasional saat bulan suci ramadhan, Selasa (26/d) dini hari.
Namun razia tersebut diduga bocor sehingga petugas tidak menemukan satupun dari beberapa tempat hiburan malam yang beroperasi pada saat digelarnya kegiatan itu. Padahal di hari-hari sebelumnya beberapa lokasi tersebut dentuman musik terdengar memekakan telinga dan beberapa perempuan berbusana seksi terpajang di sekitar lokasi karoke tersebut.
Dugaan kebocoran tersebut dibenarkan salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, kepada wartawan. Ia mengaku telah mengetahui informasi akan razia yang digelar oleh aparat gabungan yang terdiri dari trantib kecamatan dan aparat Polsek Pasar Kemis sejak siang hari. sehingga kata dia para pengusaha hiburan dan wanita pemandu lagu yang biasa dipajang di depan dengan pakaian minim seketika menghilang dan pengusaha memilih menutup usahanya pada saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Info razia dari siang udah kedengeran, makanya dia dia orang pada milih tutup kan biasanya tiap malem banyak tuh cewek-cewek muda yang mejeng di pos sana sekarang ilang udah kita mah udah paham dah permainan dia orang,” ungkap warga ditemui saat kegiatan razia tersebut.
Ia menilai, pengusaha tempat hiburan malam yang diduga melanggar aturan tersebut disebutnya lebih cerdas dibandikan aparatur yang melakukan razia, bukan tanpa sebab pasalnya dihari hari sebelumnya para pengusaha tempat hiburan tersebut diduga rutin memberikan upeti.
“Bukan sekali dua kali, hampir tiap malem petugas dateng sebentar terus pegi lagi, bukan petugas doang mereka juga dijagain sama oknum anggota ormas. Namun oknum anggota LSM ngga jarang oknum wartawan juga ada yang nongkrongin tempat itu, kalau angka mah kita ngga tau dah intinya mah banyak dah diduga dapet jatah,” kata dia.
Dengan begitu, Ia pesimis pemerintah dan aparat penegak hukum dapat membongkar lokasi yang diduga menjadi sarang maksiat yang disinyalir bangunannya berdiri diatas tanah negara dan melanggar aturan yang telah ditetapkan.
“Yah itumah udah biasa begitu bosen kita dengernya, Razia, Razia, Razia, besok geh buka lagi, itu bangunan tadinya semi permanen coba dah liat sekarang idih udah permanen semua itu kalau ngga salah itu tanah punya PU, tanah negara kalau mereka ngga merangkul orang kuat mana mungkin bisa segede itu sekarang,” ujar dia.
Terpisah, H. Nurhanudin Camat Pasar Kemis saat dikonfirmasi wartawan membenarkan hal tersebut, menurut dia dugaan kebocoran informasi atas kegiatan razia yang dilakukannya belum dapat dipastikan sumbernya sehingga dirinya belum dapat menyimpulkan dugaan tersebut.
“Kita udah keliling semua tutup, meong teriak meong,” singkat Nurhanudin yang tercatat pernah menjadi Sekcam Rajeg saat dikonfirmasi via aplikasi pesan singkat WhatsApp.
Meski demikian, untuk mengembalikan, menjamin kenyamanan masyarakat pihaknya memastikan akan memberikan perhatian serius dengan mengirim anggota trantibnya disetiap harinya ke beberapa lokasi karoke yang didesak untuk ditutup secara permanen sehingga segala bentuk konflik dapat segera diantisipasi.
“Gua Ubek tiap hari,”tutup Camat.
(acl)