TEHERAN , ifakta.co — Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah Iran meluncurkan sekitar 100 pesawat tanpa awak (drone) menuju wilayah Israel, Kamis malam waktu setempat. Serangan ini disebut sebagai respons langsung atas dugaan keterlibatan Israel dalam serangkaian serangan terhadap fasilitas strategis milik Iran, termasuk situs nuklir yang belakangan mengalami gangguan serius.
Kementerian Pertahanan Iran mengonfirmasi peluncuran tersebut sebagai “tindakan pembalasan yang terukur dan sah terhadap agresi asing.” Dalam pernyataan resminya, otoritas Iran menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam atas setiap ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan nasionalnya.
Sementara itu, pihak militer Israel melalui Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan telah mengaktifkan sistem pertahanan udara Iron Dome dan Arrow dalam skala penuh untuk menghadang gelombang serangan udara tersebut. Sejumlah ledakan dilaporkan terdengar di langit Yerusalem dan wilayah Galilea Utara, namun hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai jumlah kerusakan atau korban.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Perdana Menteri Israel, dalam pidato darurat yang disiarkan televisi nasional, menyebut serangan drone dari Iran sebagai “eskalasi serius” dan memperingatkan bahwa Israel akan mengambil langkah balasan “dengan kekuatan penuh”.
“Setiap upaya untuk menyerang rakyat kami akan dihadapi dengan respons militer yang menghancurkan,” tegasnya.
Serangan ini dikhawatirkan dapat memicu konflik terbuka antara kedua negara, serta menyeret kekuatan regional maupun global yang memiliki kepentingan di kawasan. Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Israel, dilaporkan sedang memantau situasi dari dekat dan memperkuat kehadiran militernya di kawasan Mediterania Timur.
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar sidang darurat guna merespons situasi ini. Sejumlah negara menyerukan penahanan diri dan mendorong penyelesaian diplomatik, meski prospeknya terlihat suram di tengah meningkatnya retorika konfrontatif dari kedua pihak.
Situasi ini turut mengguncang pasar global. Harga minyak melonjak tajam akibat kekhawatiran gangguan pasokan dari Teluk Persia, sementara indeks saham di beberapa bursa utama mengalami penurunan tajam.
Ketegangan ini menandai babak baru dalam konflik yang telah lama membayangi hubungan Iran dan Israel, dan dunia kini menanti apakah langkah diplomasi mampu meredam gelombang konflik yang berpotensi lebih luas.
(FA)