JAKARTA – Pemilu 2024 diprediksi partai-partai berbasis islam akan mencatat sejarah elektoral paling buruk.
Hal itu dari hasil survai Lingkar Survei Indonesia (LSI). LSI dalam surveinya menyebut partai Islam yang dimaksud didasarkan atas dua hal, yakni persepsi publik dan pendapat para ahli. Berdasarkan persepsi publik partai Islam yakni, PKB, PKS, PAN, PPP, PBB, Partai Ummat, dan Gelora.
“Dalam Pemilu 2024, partai berbasis Islam secara keseluruhan potensial dukungannya menurun. Bahkan partai berbasis Islam potensial dukungannya paling kecil sepanjang sejarah pemilu bebas di Indonesia,” demikian dikutip dari rilis LSI dilansir dari CNNIndonesia, Sabtu (18/3).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
LSI mengungkap beberapa sebab partai Islam tak pernah menjadi kampiun dalam sejarah pemilu di Indonesia. Pertama, depolitisasi Islam di era Orde Baru lewat azas tunggal Pancasila.
Kedua, partai Islam dinilai tak memiliki banyak inovasi sejak reformasi. Ketiga, partai Islam tak memiliki figur kuat untuk maju dalam kontestasi Pilpres.
“Padahal capres yang kuat menarik partainya kuat pula. Sejak pilpres pilihan langsung 2004, tidak ada capres yang kuat yang berlatar belakang santri. Bahkan Amien Rais di tahun 2004, tersisih di putaran pertama,”
Elektabilitas Parpol
Sementara dalam rilis LSI soal elektabilitas partai, tidak ada partai Islam di tiga teratas partai dengan elektabilitas tertinggi di atas 10 persen. Pada tiga peringkat teratas, ada PDIP, Golkar, dan Gerindra.
Pada partai papan tengah dengan elektabilitas 4-10 persen, dari empat partai, ada dua partai Islam. Masing-masing PKB dengan elektabilitas 8 persen dan PKS 4,9 persen.
Di level bawah dengan elektabilitas 1-3 persen, dari tiga partai dua di antaranya merupakan partai Islam, yakni PPP 2,1 persen dan PAN 1,9 persen.
Sisanya, sebanyak tiga partai Islam berada di bawah dengan tingkat elektabilitas di bawah 1 persen. Ketiganya yakni, PBB, Ummat, dan Gelora.
Survei LSI digelar pada periode 4-15 Januari 2023 di 34 provinsi seluruh Indonesia. Survei menggunakan metode acak bertingkat atau multistage random sampling, dengan melibatkan 1.200 responden melalui wawancara tatap muka kuesioner. Margin of error survei dilaporkan +/- 2,9 persen.