JAKARTA, IFAKTA.CO | Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin), secara resmi membuka International Conference on Transformation of Pesantren (ICTP) atau Konferensi Internasional untuk Transformasi Pesantren, di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Selasa (24/6/2025) malam.

ICTP adalah konferensi internasional yang diselenggarakan oleh PKB untuk membahas transformasi pesantren. Konferensi ini akan membahas berbagai aspek pendidikan pesantren, termasuk kurikulum, metode pembelajaran, dan peran pesantren dalam menghadapi tantangan global dan kemiskinan. Konferensi ini berlangsung selama tiga hari, Selasa-Kamis 24-26 Juni 2025.

Beberapa poin penting dari konferensi ini adalah, transformasi Pesantren. Konferensi ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mentransformasi sistem pendidikan pesantren agar lebih relevan dengan tantangan zaman.

Dalam ICTF ini juga membahas peran strategis pesantren dalam memutus rantai kemiskinan dan berkontribusi pada pembangunan bangsa.

Gus Imin menegaskan, bahwa pesantren memiliki tiga keunggulan utama yaitu penanaman nilai agama yang kuat serta motivasi menuntut ilmu secara mendalam, baik ilmu agama maupun umum dan kemampuan bertahan dalam keterbatasan, sekaligus menjadi solusi pendidikan bagi masyarakat ekonomi lemah.

“Dari sekitar 39.000 pesantren di Indonesia, hampir 50% memberikan pendidikan gratis. Ini bukti pesantren berperan besar dalam memutus siklus kemiskinan,” ujarnya.

Menghadapi pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, Gus Imin menekankan pentingnya revolusi sistem pesantren, mulai dari kurikulum, metodologi, hingga pendekatan pembelajaran.

“Pesantren harus beradaptasi dengan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) dan kebutuhan industri, tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman,” tegasnya.

Beberapa agenda utama meliputi, Keynote speech dari Menteri Agama dan Menteri Pendidikan. Simposium dengan pembicara seperti Prof. K.H. Said Aqil Siraj, Prof. Stella Kristi (Wamen Pendidikan), serta akademisi dari Turki, Mesir, dan Finlandia.

PKB menggandeng pelaku industri seperti Toyota dan Huawei untuk menciptakan “pesantren skill” yang menyiapkan santri memasuki dunia kerja.

“Kita akan buat pilot project pesantren dengan kurikulum berbasis industri. Misalnya, pesantren otomotif bekerja sama dengan Toyota, atau pesantren IT dengan Huawei,” jelas Gus Imin.

Dalam kesempaten tersebut, Gus Imin mengakui masih ada paradigma tradisional di kalangan pengasuh pesantren yang menganggap “rezeki sudah diatur Tuhan” tanpa upaya maksimal. “Ini yang harus kita ubah. Santri harus dipersiapkan dengan skill kompetitif,” terangnya.

Konferensi yang diikuti oleh ratusan pesantren dari dalam dan luar negeri ini, diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk pemerintah dan pesantren, termasuk revisi UU Pendidikan dan UU Pesantren, agar lulusannya mampu bersaing di era digital.

“Pesantren harus berubah, jika tidak, kita akan ketinggalan kereta,” harap Gus Muhaimin.

(FA)