Jakarta, ifakta.co – Bursa Efek Indonesia (BEI) dikabarkan tengah mempertimbangkan rencana perubahan satuan perdagangan saham atau lot saham yang saat ini berlaku. Rencana ini memicu perhatian luas dari pelaku pasar karena berpotensi berdampak signifikan terhadap likuiditas dan aksesibilitas investor ritel.
Saat ini, satu lot saham di BEI setara dengan 100 lembar saham. Namun, dalam wacana yang beredar, BEI disebut sedang mengevaluasi kemungkinan untuk menyesuaikan jumlah lembar saham dalam satu lot, baik dengan menurunkan maupun menaikkannya. Langkah ini disebut-sebut sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi pasar dan memperluas partisipasi investor.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, dalam pernyataannya baru-baru ini, menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan kajian mendalam dan berdiskusi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk memastikan kebijakan yang akan diambil tetap menjaga stabilitas pasar modal nasional.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Perubahan satuan lot saham bisa berdampak terhadap strategi transaksi, terutama bagi investor ritel. Oleh karena itu, kami perlu mempertimbangkan aspek edukasi dan kesiapan pasar secara menyeluruh,” ujarnya.
Beberapa analis menilai bahwa jika satuan lot diturunkan, misalnya menjadi 10 lembar per lot, maka saham-saham berharga tinggi akan menjadi lebih terjangkau bagi investor ritel. Di sisi lain, jika satuan lot dinaikkan, maka peran investor institusional bisa jadi semakin dominan karena nilai transaksi minimum menjadi lebih besar.
Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) menyambut baik adanya wacana ini, namun meminta BEI bersikap transparan dan mengedepankan keterlibatan publik dalam proses pengambilan keputusan. Mereka juga mengingatkan pentingnya simulasi dampak agar perubahan kebijakan tidak menimbulkan kepanikan pasar.
Hingga saat ini, BEI belum merilis keputusan resmi terkait perubahan satuan lot saham. Investor disarankan untuk tetap mengikuti perkembangan dari otoritas dan menjaga strategi investasi secara hati-hati.
(Jo)