JAKARTA, ifakta.co | Setelah tayang lebih dulu di 22 kota di Indonesia yang disambut dengan meriah dan antusias hingga memunculkan diskusi yang hangat, film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah akan tayang serentak dibioskop Indonesia mulai 4 September 2025.

Membawa kisah dari keluarga disfungsional dari sudut pandang ketiga anak perempuan yang merasa tak menemukan kehadiran Ayah di rumah mereka dan harus berjuang bersama Ibunya. Kisahnya dimulai ketika beasiswa kuliah kedokteran Alin (Amanda Rawles) terancam dicabut, ia yang merantau terpaksa kembali ke rumah. Setelah kembali ke rumah, ia kemudian menyadari bahwa kehidupan keluarganya kini makin susah, sementara Ayahnya (Bucek) jarang ada di rumah. Adik (Nayla Purnama) dan Kakaknya (Eva Celia) juga harus menanggung banyak beban hingga mengorbankan diri dan mimpi-mimpi mereka.


Alin juga tanpa sengaja menemukan buku harian milik Ibunya (Sha Ine Febriyanti). Isi buku tersebut penuh dengan memori masa mudanya, termasuk mimpi-mimpinya. Ini membuat Alin bertanya-tanya, andai Ibu tidak menikah dengan Ayah, akankah hidup Ibunya lebih bahagia? Pertanyaan itu pun membuat Alin berpikir apakah Irfan (Indian Akbar), pasangannya, adalah pasangan yang tepat
untuk dirinya?

Iklan


Kisah ketiga perempuan bersaudara tersebut tersaji dengan penuh emosional, yang juga memperlihatkan perjuangan dari Ibunya yang sekuat tenaga menyimpan kelemahannya sendiri tanpa ketiga anaknya tahu. Sementara itu, perlahan film ini juga membawa kita untuk ikut berefleksi tentang keluarga yang kita miliki. Sudah cukup kenalkah kita dengan orangtua kita, termasuk masa lalu mereka?
Kilasan-kilasan masa lalu dari Ibu di film ini juga memberikan kita ruang untuk lebih berempati terhadap Ibu kita, dan perjuangan yang telah dilaluinya atas pilihan-pilihan dalam hidupnya. Sutradara Kuntz Agus mengarahkan para pemeran di film Andai Ibu Tidak Menikahdengan Ayah penuh kesabaran, sehingga menuntun para bintang mampu menyampaikan kedalaman emosi dan kepahitan hidup yang dilalui.


“Ada banyak pertanyaan tentang Alin, tentang pilihan-pilihan hidupnya, itu salah satu tantangan aku, untuk bisa mengerti kenapa Alin memilih hal-hal tersebut dan memiliki sikap demikian ke Ayah dan Ibunya, serta pilihannya. Memahami Alin itu justru yang menantang bagiku. Meski Alin dan Amanda cukup dekat tapi keduanya adalah orang yang berbeda, sehingga ada pertentangan di situ. Namun, Mas Kuntz sangat membantu dan penuh sabar menuntun aku untuk mengerti Alin,” cerita Amanda Rawles.


Sementara itu, Eva Celia yang memerankan Anis, sebagai anak pertama dan kakak dari Alin mengutarakan salah satu tantangannya adalah menghidupkan cerita dan naskahnya, alih-alih sekadar karakternya. Salah satu metode yang ia lakukan adalah dengan membaca naskah berulang-ulang pada saat tahap awal. Di film ini, Eva pun punya pemaknaan tentang relasi keluarga.


“Zaman sekarang sudah berubah dalam perihal dinamika keluarga. Anak itu butuh kehadiran dari kedua orangtua, baik Ayah maupun Ibu. Bukan hanya secara fisik, namun juga secara emosional. Di film ini aku belajar bahwa keterlibatan emosional orangtua menjadi penting,” ungkap Eva Celia.

Sutradara Kuntz Agus berharap, film ini bisa menuntun penonton untuk lebih bisa mengenal siapa Ayah dan Ibu kita sebenarnya. “Setelah menonton, semoga bisa membantu kita memulai percakapan di dalam keluarga,” tutup sutradara Kuntz Agus. (FA)