JAKARTA, Ifakta.co – Seiring tingginya valuasi saham-saham di Amerika Serikat, para investor global mulai melirik Jepang sebagai tujuan alternatif untuk diversifikasi portofolio. Menurut analis dari Bank of America (BofA), tren ini mencerminkan pergeseran strategi investor yang mencari peluang di luar pasar AS yang dinilai sudah relatif mahal.
Dalam laporan terbarunya, BofA mencatat bahwa aliran dana ke pasar saham Jepang mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Ketertarikan ini didorong oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk reformasi tata kelola perusahaan di Jepang, pertumbuhan laba perusahaan yang solid, serta kebijakan moneter longgar dari Bank of Japan (BOJ) yang masih berlanjut dibandingkan sikap ketat Federal Reserve.
“Saham-saham AS saat ini diperdagangkan pada valuasi yang tinggi, sehingga banyak investor mencari alternatif di pasar yang relatif undervalued seperti Jepang,” ungkap analis BofA dalam riset tersebut. “Jepang menawarkan peluang menarik dalam hal valuasi, kualitas perusahaan, dan eksposur terhadap sektor industri global.”
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kondisi ekonomi Jepang yang stabil, ditambah dorongan reformasi dari Bursa Efek Tokyo untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi perusahaan tercatat, semakin memperkuat daya tarik investor institusional. Beberapa sektor unggulan seperti teknologi, otomotif, dan industri manufaktur juga menjadi magnet utama bagi investor asing.
Analis juga menyoroti bahwa pelemahan yen yang berkepanjangan turut meningkatkan daya saing ekspor perusahaan Jepang, memberikan potensi keuntungan tambahan bagi pemegang saham.
Dengan tren ini, Jepang kian diposisikan sebagai komponen strategis dalam alokasi aset global, terutama bagi investor yang ingin mengurangi ketergantungan terhadap pasar ekuitas AS yang kini dianggap rentan terhadap koreksi.
BofA memperkirakan aliran dana ke pasar Jepang akan terus berlanjut selama tren valuasi tinggi di AS tetap bertahan, dan selama Jepang mampu mempertahankan momentum reformasi korporasi serta stabilitas makroekonomi. (Jo)