Kampung Bahari Tanjung Priok: Dari Jejak Sejarah Pelabuhan ke Sarang Narkoba

- Jurnalis

Senin, 9 Juni 2025 - 10:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kampung bahari, Tanjung Priok jakarta Utara yang masuk zona merah peredaran narkoba (foto:istimewa)

Kampung bahari, Tanjung Priok jakarta Utara yang masuk zona merah peredaran narkoba (foto:istimewa)

Jakarta, ifakta.co – Kampung Bahari di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dikenal sebagai salah satu kawasan bersejarah yang berkembang seiring dengan pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok pada akhir abad ke-19. Namun, di balik catatan sejarahnya sebagai pusat permukiman maritim, kini nama Kampung Bahari lebih sering terdengar dalam konteks yang suram: sarang peredaran narkoba.

Kampung Bahari dulunya merupakan pemukiman para pekerja pelabuhan, nelayan, serta buruh angkut yang tinggal dekat dermaga untuk mempermudah akses ke tempat kerja. Kawasan ini tumbuh pesat pada masa kolonial Belanda ketika Pelabuhan Tanjung Priok dibangun sebagai pintu masuk utama ke Batavia. Infrastruktur pelabuhan membawa dampak ekonomi dan sosial yang besar bagi warga lokal.

Baca juga :  Wakil Bupati Tangerang Tanam Pohon Produktif di Desa Rancagede, Ajak Warga Jaga Kebersihan

Namun, seiring berjalannya waktu, geliat ekonomi di kawasan ini justru menurun. Minimnya perhatian terhadap peremajaan kawasan permukiman serta lemahnya pengawasan keamanan membuka celah bagi aktivitas ilegal, termasuk peredaran narkoba.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beberapa tahun terakhir, aparat kepolisian telah berkali-kali melakukan penggerebekan di Kampung Bahari. Lokasi ini dikenal dengan banyaknya “lorong tikus” dan jalur sempit yang mempersulit penindakan. Dalam beberapa kasus, aparat harus masuk dengan perlindungan penuh karena adanya perlawanan dari jaringan pengedar yang terorganisir.

Baca juga :  WALHI Gugat Pasal Lingkungan Hidup dalam UU Cipta Kerja ke MK

Kampung Bahari kini menjadi salah satu “zona merah” peredaran narkotika di ibu kota. Ini bukan hanya soal penindakan, tapi juga pemulihan sosial. Banyak anak muda di kawasan ini menjadi korban, bukan hanya pelaku,

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama aparat penegak hukum dan lembaga rehabilitasi kini tengah menyusun rencana terpadu untuk memulihkan citra Kampung Bahari. Fokusnya tidak hanya pada penggerebekan dan penegakan hukum, tetapi juga pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, pelatihan kerja, dan perbaikan infrastruktur.

Baca juga :  Tegas! Polresta Tangerang Lawan Premanisme, Tangkap 7 Anggota Oknum Ormas Pemalak Sopir Truk

Para tokoh masyarakat berharap, sejarah panjang Kampung Bahari sebagai bagian penting dari pembangunan pelabuhan dan maritim nasional bisa menjadi modal untuk membangun kembali jati diri kawasan ini. “Kita tidak ingin Kampung Bahari hanya dikenal karena narkoba. Harus ada harapan baru,” kata seorang warga setempat.

(Sb-Alex)

Berita Terkait

Perjalanan Cinta Chris Martin dan Dakota Johnson: Cinta dalam Keheningan
Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara
Rekomendasi Film Terbaru Temani Liburan Hangatkan Tahun 2025
Majalah IFAKTA Edisi April 2025
Dukungan Suami dengan Pijat Oksitosin Bantu Kelancaran ASI, Studi Ungkap Manfaat Besar
HPN 2025 Kalimantan Selatan Sukses Digelar, Semoga di HPN 2026 Mendatang Presiden Prabowo Subianto Berkenan Hadir?
Ketua IP3I Choirul Umam Apresiasi PT Nindya Karya dalam Jalankan Fungsi Sosial
Konsep Negara Menurut Ibnu Khaldun dan George H.Smith

Berita Terkait

Senin, 9 Juni 2025 - 10:39 WIB

Kampung Bahari Tanjung Priok: Dari Jejak Sejarah Pelabuhan ke Sarang Narkoba

Sabtu, 7 Juni 2025 - 13:59 WIB

Perjalanan Cinta Chris Martin dan Dakota Johnson: Cinta dalam Keheningan

Jumat, 16 Mei 2025 - 11:28 WIB

Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara

Minggu, 11 Mei 2025 - 08:49 WIB

Rekomendasi Film Terbaru Temani Liburan Hangatkan Tahun 2025

Rabu, 23 April 2025 - 16:33 WIB

Majalah IFAKTA Edisi April 2025

Berita Terbaru