Jaka Syahroni Klaim Adanya Dugaan Temuan Praktik Jual Beli Bangku Kosong di PPDB SMAN 7 Tangsel

- Jurnalis

Selasa, 30 Juli 2024 - 13:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Inilah sosok Jaka Syahroni Ketua Perkumpulan Advokat Betawi (PADI) Tangsel yang klaim dugaan adanya temuan praktik jual beli bangku kosong saat PPDB berlangsung. (Foto: Istimewa)

Inilah sosok Jaka Syahroni Ketua Perkumpulan Advokat Betawi (PADI) Tangsel yang klaim dugaan adanya temuan praktik jual beli bangku kosong saat PPDB berlangsung. (Foto: Istimewa)

TANGERANG SELATAN, ifakta.co – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB 2024 terus menjadi sorotan. PPDB kali ini tetap tersoroti berbagai kecurangan.

Kecurangan tersebut telah ditemukannya dugaan praktik jual beli bangku kosong di sekolah SMA Negeri di Tangerang Selatan, saat proses PPDB berlangsung.

Adapun, jual beli kursi tersebut diduga melibatkan oknum sekolah dengan tarif variatif per kursinya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Ketua Perkumpulan Advokat Betawi (PADI) Tangsel Jaka Syahroni, berdasarkan informasi yang didapatkan di lapangan bahwa ada sekolah SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan, yaitu SMA Negeri 7 Tangsel, yang telah kedapatan adanya dugaan praktik terselubung jual beli bangku.

“Ada dugaan indikasi praktik terselubung jual beli bangku yang mencederai prinsip keadilan dan transparansi yang seharusnya dijunjung tinggi dalam proses pendidikan. (Modusnya) ada kesengajaan dari tiap sekolah negeri menambah jumlah kuota siswanya. Namun pada akhirnya, setelah masuk sekolah, ternyata kuotanya melebihi kapasitas batas rombel, dan bahkan ada yang melalui jalan pintas tanpa ikut PPDB namun namanya masuk, dan mengganti nama siswa lain yang seharusnya relevan untuk masuk,” jelas Jaka Syahroni saat ditemui ifakta.co, di bilangan Tangerang Selatan. Selasa, (30/7/2024).

Baca juga :  Widya Andescha Tak Hadir Kembali, Saud Susanto: Kuasa Hukum Tergugat Tidak Menguasai Konteks Isi Gugatan

“PPDB seharusnya dijalankan dengan penuh integritas. Setiap siswa berhak mendapatkan kesempatan yang adil untuk masuk ke sekolah negeri tanpa harus terhalang oleh praktek-praktek kotor semacam ini,” tegasnya.

Namun, Jaka mengaku sangat prihatin atas kondisi yang saat ini terjadi. Di mana mereka yang memiliki kelebihan finansial memiliki kemampuan masuk ke sekolah manapun. Sedangkan siswa lainnya harus bersaing berdasarkan prestasi dan zonasi. 

Selain itu, Jaka seorang advokat yang dikenal tegas dalam memperjuangkan keadilan, menyatakan atas kekecewaannya terhadap kasus ini.

Baca juga :  Jaka Syahroni Merasa Bangga dengan Transparansi dan Kejujuran PPDB di SMKN 1 Ciater Tangsel

Jaka menjelaskan, bahwa jumlah ideal siswa per-kelas adalah 36, namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa jumlah siswa bisa mencapai kurang lebih 40 per-kelas.

Hal ini semakin memperkuat dugaan adanya praktek jual beli kursi yang melibatkan pihak-pihak tertentu di SMA Negeri 7 Tangsel.

“Saat saya melakukan investigasi, saya menemukan bukti bahwa jumlah siswa per kelas seringkali melebihi batas ideal yang ditetapkan. Ini bukan hanya merugikan siswa yang tidak mendapatkan tempat, tetapi juga mengganggu proses belajar mengajar karena kelas menjadi terlalu penuh,” tambahnya.

Dalam pernyataannya, Jaka juga menyoroti peran Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Tangsel, yang berlokasi di Villa Melati Mas, Serpong. Ia mendesak agar Kepala Sekolah memberikan klarifikasi dan mengambil langkah tegas untuk membersihkan nama baik sekolah dan memastikan praktek semacam ini tidak terulang di masa depan.

“Sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 7 harus bertanggung jawab penuh atas segala aktivitas yang terjadi di sekolahnya. Saya mendesak beliau untuk segera melakukan audit internal dan membuka hasilnya kepada publik agar masyarakat tahu apa yang sebenarnya terjadi,” katanya dengan nada tegas.

Baca juga :  Jaka Syahroni Sebut Transparansi dan Kejujuran Jadi Kunci Utama Kesuksesan PPDB di SMAN 9 Tangsel

Jaka pun berharap agar pihak berwenang segera turun tangan untuk menyelidiki kasus ini secara mendalam dan memberikan sanksi yang setimpal kepada pihak-pihak yang terbukti terlibat.

“Ini adalah momen penting untuk memperbaiki sistem pendidikan kita. Jangan biarkan generasi penerus bangsa dirusak oleh praktek-praktek tidak bermoral seperti ini,” pungkasnya.

Tak hanya itu saja, kasus ini diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk selalu menjaga integritas dan transparansi dalam setiap proses pendidikan, demi menciptakan lingkungan belajar yang adil dan berkualitas bagi semua siswa.

Hingga berita ini diterbitkan, ifakta.co tengah mencoba melakukan konfirmasi kepada sumber yang terkait.

Berita Terkait

Gubernur Banten Andra Soni Resmikan Gedung SDIT Bunayya Qurrota’aini Kota Serang
Edukasi Tertib Lalu Lintas dan Antisipasi Kenakalan Remaja di SMAN 16 Kota Bekasi
Atap TK Dharma Wanita Kemlokolegi Ambruk, 30 Anak Terpaksa Belajar Sementara di Kantor Desa
TMMD Buka Akses Pendidikan: Jalan Rusak Menuju SDN Ngepung 1 Nganjuk Kini Mulai Diperbaiki
Potret Sekolah di Pinggir Hutan Nganjuk: Anak – Anak Menempuh 2 Kilometer Tanpa Alas Kaki Demi Raih Pendidikan
Sekolah Rakyat Makin Dilirik, Pengamat Sebut Pentingnya Pendidikan Inklusif
Kesejahteraan Tinggi, Solidaritas Rendah: Tantangan PGRI di Era Modern
Realisasi BOSDA Tahap I 2025, SDN Sidoko 1 Lakukan Rehab Dua Ruang Kelas

Berita Terkait

Minggu, 1 Juni 2025 - 21:37 WIB

Gubernur Banten Andra Soni Resmikan Gedung SDIT Bunayya Qurrota’aini Kota Serang

Rabu, 28 Mei 2025 - 11:34 WIB

Edukasi Tertib Lalu Lintas dan Antisipasi Kenakalan Remaja di SMAN 16 Kota Bekasi

Selasa, 27 Mei 2025 - 09:57 WIB

Atap TK Dharma Wanita Kemlokolegi Ambruk, 30 Anak Terpaksa Belajar Sementara di Kantor Desa

Kamis, 22 Mei 2025 - 22:35 WIB

TMMD Buka Akses Pendidikan: Jalan Rusak Menuju SDN Ngepung 1 Nganjuk Kini Mulai Diperbaiki

Kamis, 22 Mei 2025 - 22:19 WIB

Potret Sekolah di Pinggir Hutan Nganjuk: Anak – Anak Menempuh 2 Kilometer Tanpa Alas Kaki Demi Raih Pendidikan

Berita Terbaru

–Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid, menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Ke-VI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Hotel Sentra,(foto:istimewa)

Regional

Bupati Tangerang Hadiri Munas VI Apkasi di Minahasa Utara

Minggu, 1 Jun 2025 - 21:54 WIB