OJK Ancam Pidanakan Debt Collector yang Ancam Nasabah dengan Kekerasan

- Jurnalis

Jumat, 24 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

OJK Ancam Pidanakan Debt Collector yang Ancam Nasabah dengan Kekerasan (Poto: istimewa/ifakta.co)

OJK Ancam Pidanakan Debt Collector yang Ancam Nasabah dengan Kekerasan (Poto: istimewa/ifakta.co)

JAKARTA, ifakta.co – Kepala Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam L. Tobing  akan mempidanakan Debt Collector dari pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) yang melakukan penagihan dengan cara mengancam hingga kekerasan.

Tongam mengatakan, tidak main-main dalam hal ini ancaman penjaranya paling lama 10 tahun penjara hingga denda Rp 250 miliar.

“Contoh kasus perilaku petugas penagihan, contohnya ada peminjaman pinjol, P2P lending, perjanjian kredit karena belum membayar, dia melakukan penagihan secara agresif kata kasar, ancaman dan lain-lain yang tidak sesuai dengan kode etik, ini bisa dipidana berdasarkan pada pasal 306 P2SK tadi,” kata Tongam saat seminar bertajuk ‘Mengenal Lebih Jauh Pengaturan UU P2SK Penguatan Literasi, Inklusi, dan Pelindungan Konsumen. secara virtual, Kamis (23/11/2023)

Tongam menjelaskan, pasal 306 itu mengatur, jika pelaku usaha sektor keuangan (PUSK) melakukan pelanggaran dalam penagihan hingga memberikan informasi yang salah kepada nasabah akan dipidana penjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 10 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 25 miliar dan Rp 250 miliar.

Sementara itu,  Kelapa Departemen Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha jasa Keuangan OJK Bernard Widjaja menerangkan bukan hanya penindakan yang akan dilakukan kepada pinjol-nya atau PUJK, tetapi pihak ketiga yang melakukan penagihan (debt collector) juga bisa dipidana.

“(Tidak hanya PUJK yang disanksi) debt collector juga pihak ketiga itu, kita minta pelaku usaha menindak terhadap debt collector, dan kami melakukan penindakan kepada PUJK,” jelasnya.

Karena berdasarkan aturan yang ditentukan, proses penagihan oleh PUJK atau debt collector-nya memiliki batasan. Misalnya, waktu penagihan yang dibatasi sampai jam 8 malam.

“Kalau penagihan setengah 10 malam datang, sampai memaksa bersangkutan itu membuat video bahwa harus berjanji membayar dengan cara dalam videonya, itu etiknya nggak boleh,” terangnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berita Terkait

MA Tolak Permohonan Kasasi, Sritex Tetap Pailit
PKK Palmerah Budidaya Ikan Nila di Taman Edukasi, Sekali Panen Dapat 16 Kilogram
Menpar Sampaikan Kesiapan Sektor Pariwisata Hadapi Libur Nataru
Literasi dan Pameran Perdagangan Emas Fisik Dengan Sistem Digitalisasi
Polres Nganjuk Gerebek Tiga Lokasi Diduga Arena Sabung Ayam
Gelar Dialog Bersama Kowantara, Babeh Haikal Berikan Sejumlah Masukan
Wamenekraf Apresiasi Markplus Conference Turut Bantu Perkuat Sektor Ekonomi Kreatif.Wamenekraf Apresiasi
KKN di RPTRA Kembangan, Mahasiswa UBL Ajarkan Penggunan Marketplace dan E-commerce

Berita Terkait

Minggu, 22 Desember 2024 - 08:54 WIB

MA Tolak Permohonan Kasasi, Sritex Tetap Pailit

Selasa, 17 Desember 2024 - 18:38 WIB

PKK Palmerah Budidaya Ikan Nila di Taman Edukasi, Sekali Panen Dapat 16 Kilogram

Selasa, 17 Desember 2024 - 17:35 WIB

Menpar Sampaikan Kesiapan Sektor Pariwisata Hadapi Libur Nataru

Sabtu, 14 Desember 2024 - 15:25 WIB

Literasi dan Pameran Perdagangan Emas Fisik Dengan Sistem Digitalisasi

Selasa, 10 Desember 2024 - 11:28 WIB

Polres Nganjuk Gerebek Tiga Lokasi Diduga Arena Sabung Ayam

Berita Terbaru

Putusan kasasi PT Sri Rejeki Isman yang emiten berkode SRIL atau Sritex ditolak Mahkamah Agung. (Foto: Dok.Sritex)

Ekonomi & Bisnis

MA Tolak Permohonan Kasasi, Sritex Tetap Pailit

Minggu, 22 Des 2024 - 08:54 WIB