Poto: Salimah (65)
ifakta.co, Jakarta – Sudah hampir dua bulan semenjak anaknya Rachmat Darmawan dinyatakan ada penyumbatan pada ususnya dan harus dirawat inap karenanya, Salimah (65) masih harus mengantarnya rawat jalan ke rumah sakit. Salimah menceritakan awal mula Rachmat harus mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Rachmat sebelumnya memang menderita kurang gizi, saya mengakui bahwa saya belum sepenuhnya dapat mencukupi gizi anak saya karena keadaan keluarga kami yang pas-pasan. Hal itu yang menjadi pemacu penyumbatan pada usus anak saya kata dokter diakibatkan oleh TBC usus. Gejalanya sakit perut, terus kita periksa ke puskesmas, lalu dirujuk ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Saya kira Cuma sakit perut biasa, ternyata anak saya TBC usus,” cerita Salimah.
Salimah mengatakan bahwa ketika di puskesmas anaknya diperiksa oleh dokter umum, karena dibutuhkan cek kesehatan yang lebih lengkap maka anaknya dirujuk ke rumah sakit untuk diperiksa oleh dokter spesialis penyakit dalam. Dirinya merasa tidak dipersulit ketika harus mengurus administrasi pendaftaran hingga rawat inap.
“Ketika kami sampai di Rumah Sakit Hermina, administrasinya mudah dan tidak sulit. Karena sebelumnya saya tanya kepada petugas puskesmas prosedur yang harus saya penuhi ketika sampai di rumah sakit. Hanya ditanya pasien dijamin oleh pribadi atau asuransi apa, lalu saya tunjukkan Kartu Indonesia Sehat milik anak saya dan kelengkapan lainnya, lalu diproses oleh rumah sakit. Tidak ada sama sekali membedakan saya pasien JKN-KIS atau asuransi swasta,” ujar Salimah.
Sekitar hampir seminggu Rachmat dirawat, diinfus dan diberikan selang untuk makan, Salimah mengaku khawatir jika ada biaya yang harus dia keluarkan. Meskipun sudah mendengar dari pasien lain yang juga dirawat sebagai pasien BPJS Kesehatan bahwa semua pembiayaannya gratis, tetapi masih saja ada kekhawatiran tersebut. Apalagi suaminya belum mendapatkan pekerjaan dan dirinya hanya membatu kakaknya berjualan dimalam hari.
“Pas keluar rumah sakit, saya bersyukur sekali tidak mengeluarkan biaya sedikitpun hanya ongkos jalan pulang ke rumah saja, khawatir juga karena saya tidak punya uang yang cukup. Tapi untungnya sudah jadi peserta JKN-KIS dan bisa menggunakannya sebagai jaminan kesehatan di rumah sakit, saya hanya bisa mengucapkan rasa terima kasih kepada BPJS Kesehatan dan Pemerintah. Orang seperti saya dan keluarga juga diperhatikan kesehatannya.” tutup Salimah terharu. (My)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT