ifakta.co, Jakarta – Mempersiapkan jaminan kesehatan sejak dini memang harus dilakukan bagi seluruh masyarakat. Penyakit yang tak menentu kapan menyerang membuat semua tidak perlu mengkhawatirkan kondisi tersebut, karena sudah ada jaminan kesehatan yang menjamin kesehatan masyarakat.
Itulah yang dilakukan pasangan suami istri Ronald dan Henny. Sejak mereka menikah pada awal tahun 2014, pasangan suami istri tersebut sepakat untuk memilih Program JKN-KIS sebagai penjamin kesehatan mereka.
Kondisi yang berada jauh dari orang tua dan harus merantau ini membuat mereka ingin belajar mandiri dan mencoba untuk tidak bergantung lagi kepada orang tua.
“Awal kami tergabung dalam kepesertaan JKN-KIS ini setelah kami menikah. Keadaan jauh dari keluarga karena harus merantau keluar daerah sehingga harus mandiri dan mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi termasuk ketika kami sakit,” ungkap Henny saat ditemui ifakta.co, Jum’at 27 Desember 2019.
Henny mengatakan bahwa mereka hanya sanggup untuk menjadi peserta kelas 3 yang dapat dikatakan iuran paling rendah. Namun, bukan berarti dirinya menyepelekan dalam hal membayar iuran.
Tidak pernah terpikirkan daam benak Henny beserta suaminya untuk telat membayar iuran, karena ia merasa dengan iuran yang ia bayarkan menjadi tabungannya bersama suami ketika nanti sakit. Sehingga jika sakit itu datang, baik ia atau pun suami dapat dapat menggunakan JKN-KIS tersebut untuk berobat.
“Meskipun kami terdaftar di kelas 3, hal yang paling diutamakan oleh kami adalah bayar iuran dulu. Meskipun sekarang kita belum menggunakannya, itu bisa dijadikan sebagai tabungan ketika kita sakit nanti. Selain itu juga kan iurannya bisa buat peserta lain yang butuh pengobatan,” lanjut Henny.
Henny menceritakan kepada tim Jamkesnews, bagaimana saat sang suami menggunakan kartu KIS nya untuk berobat. Peristwa tersebut terjadi berawal sejak tahun lalu ketika Ronald menderita hipertensi.
Awalnya, sang suami memedulikan kondisi tersebut. Sampai pada akhirnya penyakit yang dialami sang suami makin parah dan sampai akhirnya dokter mendiagnosa bahwa suaminya menderita gagal ginjal kronis. Kondisi tersebut mengharuskan suaminya untuk melakukan cuci darah secara rutin dua kali seminggu.
Beruntung bagi Ronald karena dirinya sudah terdaftar menjadi peserta JKN-KIS. Seluruh biaya untuk melakukan cci darah sudah dijamin oleh program tersebut. Henny sebagai istri mengatakan sangat berterima kasih kepada Program JKN-KIS karena telah membantu suaminya untuk proses cuci darah.
“Jujur, kami sangat terbantu sekali dengan JKN-KIS ini, biaya sekali cuci darah suami saya sebesar 1,1 juta rupiah dan harus dilakukan delapan kali dalam sebulan. Sedangkan kami hanya terdaftar kelas 3 yang per bulannya 25.500 rupiah per orangnya. Bisa dibayangkan berapa besar kebaikan yang telah JKN-KIS hadirkan untuk kami,” tambahnya.
Di tengah dinamika yang sedang bergulir, Henny merasa tidak keberatan jika iurannya harus disesuaikan. Ia berharap jika iuran tetap disesuaikan, pelayanan di fasilitas kesehatan akan ditingkatkan agar peserta merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. (My)