MYANMAR, ifakta.co  – Serangan udara kembali menghantam wilayah sipil di Myanmar. Sebuah kedai teh di Desa Mayakan, Kabupaten Tabayin, Sagaing, dibom jet tempur saat warga setempat tengah menonton pertandingan SEA Games, Kamis malam (5/12/2025). 

Sedikitnya 18 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 20 lainnya luka-luka dalam insiden tersebut.

Serangan terjadi tak lama setelah pukul 20.00 waktu setempat. Puluhan warga berkumpul di kedai tersebut untuk menyaksikan laga sepak bola Myanmar melawan Filipina. 

Iklan

Di antara korban tewas, menurut keterangan warga yang datang memberi pertolongan, terdapat anak berusia lima tahun dan dua guru sekolah.

“Sirene baru saja berbunyi, lalu dua bom dijatuhkan dari pesawat. Banyak yang tidak sempat menyelamatkan diri,” ujar seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan karena khawatir ditangkap junta militer.

Ledakan tak hanya menewaskan warga yang berada di lokasi, namun juga merusak lebih dari 20 rumah di sekitar area kejadian. Padahal, menurut warga, tidak ada aktivitas pertempuran dalam beberapa waktu terakhir di kawasan tersebut, meskipun Sagaing dikenal sebagai basis perlawanan rakyat terhadap junta.

Insiden ini menambah panjang daftar serangan udara mematikan oleh militer Myanmar sejak kudeta 1 Februari 2021 yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi. 

Penumpasan brutal terhadap demonstrasi damai mendorong banyak warga memilih angkat senjata, menjadikan sebagian besar wilayah negara itu berada dalam konflik berkepanjangan.

Menjelang pemilu yang dijadwalkan berlangsung pada 28 Desember, junta disebut semakin intens melakukan serangan udara untuk menekan kelompok bersenjata pro-demokrasi seperti People’s Defense Force (PDF) dan beberapa milisi etnis. 

Kelompok perlawanan tidak memiliki kemampuan pertahanan udara untuk menghadang serangan dari jet tempur.

Hingga kini, pihak militer Myanmar belum mengeluarkan pernyataan terkait pemboman di Mayakan.

Usai pemakaman para korban yang digelar Sabtu lalu, beberapa warga memilih mengungsi ke desa sekitar. Sementara sebagian lainnya tetap bertahan, namun mulai membuat lubang perlindungan untuk mengantisipasi serangan susulan.

(Amin)