JAKARTA, ifakta.co – Tragedi mengerikan terjadi di halaman SDN 01 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, ketika sebuah mobil pengangkut program Makan Bergizi Gratis (MBG) melaju beringas dan menerobos ratusan siswa yang sedang mendengarkan arahan dewan guru, Rabu siang. Insiden ini langsung viral setelah rekaman CCTV dan video amatir warga tersebar di media sosial.
Mobil tanpa pelat nomor itu melaju dari arah gerbang dengan kecepatan tinggi tanpa tanda pengereman. Detik-detik kendaraan menghantam barisan siswa terekam jelas: anak-anak terpental, guru berteriak panik, dan warga berhamburan menyelamatkan siapa pun yang tergeletak di tanah.
Situasi berubah menjadi mimpi buruk. Puluhan siswa mengalami luka serius, bahkan beberapa mengalami patah tulang dan trauma berat. Darah berceceran di halaman sekolah membuat suasana semakin mencekam. Para orang tua yang melihat kejadian histeris berteriak, “Ya Allah tolong! Tolong anak saya!” dalam rekaman video yang kini menjadi bukti penting penyidikan.
Iklan

Warga yang melihat kejadian itu langsung mengejar dan mengamankan sopir. Pria itu keluar dari mobil dalam kondisi sempoyongan, linglung, dan berbicara tak jelas. Gerak-geriknya terekam kamera amatir: jalannya goyah, pandangannya kosong, dan tampak tidak sadar atas kekacauan yang baru ia buat.
Polisi yang datang ke lokasi langsung mengamankan sopir dan membawa yang bersangkutan ke kantor kepolisian. Dari hasil pemeriksaan awal, sopir kini resmi terancam pasal pidana berat atas dugaan kelalaian yang menyebabkan korban massal, termasuk potensi jeratan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dengan ancaman hukuman penjara, denda besar, hingga pencabutan hak mengemudi.
Penyidik juga menyelidiki status mobil tanpa pelat nomor tersebut apakah kendaraan resmi MBG atau kendaraan tidak layak jalan yang dipaksakan masuk ke area sekolah.
Polisi menyatakan bahwa konstruksi hukum sedang disusun lengkap berdasarkan:
– rekaman CCTV sekolah
– video amatir warga
– hasil pemeriksaan medis puluhan korban
– hasil tes urine sopir
– kesaksian guru, siswa, dan orang tua
Tragedi ini tidak hanya memicu kemarahan publik, tetapi juga desakan agar pihak berwenang menindak tegas sopir dan pihak yang bertanggung jawab atas kelalaian fatal ini.
Hingga kini, ratusan orang tua masih berjaga di rumah sakit dan sekolah, berharap keadilan ditegakkan dan pelaku dijerat pasal sesuai perbuatannya.
(Sb-Alex)
