TANGERANG, ifakta.co – Kejadian kurang menyenangkan terjadi di Puskesmas Kronjo, Kabupaten Tangerang, pada Kamis malam (23/10/2025) sekitar pukul 21.00 WIB. Seorang warga bernama Sapri, keluarga pasien, mengaku kecewa terhadap sikap salah satu pegawai Puskesmas yang dinilai tidak memiliki empati terhadap kondisi pasien anak yang tengah mengalami kejang-kejang.

Menurut keterangan Sapri, ponakannya mengalami kejang-kejang mendadak di rumah dan langsung dibawa ke Puskesmas Kronjo sekitar pukul 21.00 WIB untuk mendapatkan penanganan medis darurat. Saat itu, dokter jaga dikabarkan sudah memberikan penjelasan dengan cukup baik mengenai kondisi pasien dan prosedur medis yang perlu dilakukan. Namun, di tengah situasi darurat tersebut, muncul pernyataan dari salah satu staf Puskesmas yang membuat keluarga pasien tersinggung.

“Saya datang dengan panik karena ponakan kejang-kejang, tapi salah satu pegawai malah bilang, ‘BPJS kok bapak yang ngatur,’ dengan nada tinggi. Saya spontan emosi, karena masa anak sedang kejang-kejang disuruh pulang seperti itu,” ujar Sapri dengan nada kesal saat ditemui awak media.

Iklan

Sapri menilai ucapan tersebut tidak pantas diucapkan oleh tenaga kesehatan yang seharusnya memberikan pelayanan dengan sikap empati dan profesional, terlebih dalam situasi darurat. Ia menegaskan bahwa pasien datang menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan, dan hal itu tidak seharusnya menjadi alasan untuk mendapatkan perlakuan berbeda dari pasien umum.

Keluarga pasien pun berharap agar pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang serta Inspektorat Daerah segera menindaklanjuti kejadian tersebut, agar tidak terulang pada masyarakat lainnya.

“Kami mohon ada pembinaan kepada petugas yang bersikap arogan. Kami datang bukan untuk minta gratisan, tapi untuk minta tolong agar anak bisa ditolong cepat,” lanjut Sapri.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Puskesmas Kronjo belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut. Namun, sumber internal menyebut bahwa dokter jaga malam sudah menangani pasien sesuai prosedur medis, dan pernyataan pegawai yang menyinggung keluarga pasien akan segera diklarifikasi oleh pihak kepala puskesmas.

Kejadian ini menjadi sorotan masyarakat sekitar yang berharap pelayanan publik, khususnya di bidang kesehatan, lebih mengedepankan etika komunikasi, empati, dan kepedulian terhadap pasien — bukan hanya berfokus pada administrasi dan status kepesertaan.