Phnom Penh, ifakta.co – Pemerintah Kamboja secara resmi mengajukan gencatan senjata kepada Thailand menyusul meningkatnya ketegangan militer di sepanjang perbatasan kedua negara dalam beberapa pekan terakhir. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menahan eskalasi konflik yang berpotensi mengganggu stabilitas kawasan.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Kamboja menyatakan bahwa usulan gencatan senjata ini bertujuan untuk “menghentikan segala bentuk aksi militer yang dapat memperburuk situasi” dan mendorong penyelesaian damai melalui jalur diplomatik.
Ketegangan antara Kamboja dan Thailand kembali mencuat setelah terjadi bentrokan kecil antara pasukan perbatasan di dekat wilayah sengketa di Provinsi Oddar Meanchey, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Surin di Thailand. Insiden tersebut memicu kekhawatiran akan terulangnya konflik bersenjata seperti yang pernah terjadi pada 2008–2011 terkait kuil kuno Preah Vihear.
Iklan
Pemerintah Thailand belum memberikan tanggapan resmi atas usulan gencatan senjata tersebut. Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand menyebut bahwa Bangkok “tetap berkomitmen pada perdamaian dan dialog, selama integritas wilayah nasional dihormati.”
Beberapa negara anggota ASEAN dan komunitas internasional telah menyerukan agar kedua pihak menahan diri dan menyelesaikan perselisihan melalui mekanisme diplomatik. Pengamat menilai bahwa keterlibatan aktif ASEAN sangat diperlukan untuk mencegah ketegangan lebih lanjut.
Situasi di perbatasan hingga saat ini masih dijaga ketat oleh militer kedua negara, sementara warga sipil di daerah terdampak mulai mengungsi karena kekhawatiran akan meningkatnya konflik.
Usulan gencatan senjata dari Kamboja dipandang sebagai langkah penting menuju deeskalasi, meskipun masih perlu dibarengi dengan komitmen konkret dari kedua pihak untuk menempuh solusi damai yang berkelanjutan. (Jo)