JAKARTA, ifakta.co – Sekolah Rakyat kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan pemerhati pendidikan. Program pendidikan alternatif ini dianggap mampu menjawab tantangan akses pendidikan berkualitas bagi kalangan masyarakat kurang mampu.
Menurut Dr. Siti Nurhayati, pengamat pendidikan dari Universitas Indonesia, Sekolah Rakyat memberikan model pembelajaran yang inklusif dan murah tanpa mengorbankan kualitas.
“Sekolah Rakyat merupakan inovasi yang penting, terutama bagi daerah-daerah dengan keterbatasan fasilitas pendidikan. Program ini membuka peluang bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk tetap mendapatkan hak belajar yang layak,” ujar Dr. Siti Nurhayati kepada ifakta.co, Kamis (22/5).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, Anton Suhardi, Ketua Forum Sekolah Rakyat Nasional, mengungkapkan bahwa gerakan ini tidak hanya mengutamakan biaya murah, tapi juga berfokus pada kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lokal dan pengembangan karakter peserta didik.
“Kami ingin pendidikan tidak hanya soal akademik, tapi juga membentuk anak-anak yang berkarakter, mandiri, dan memiliki kepedulian sosial,” kata Anton saat dihubungi ifakta.co.
Di sisi lain, pemerintah daerah juga mulai memberikan perhatian lebih kepada Sekolah Rakyat. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Maya Lestari, menyampaikan dukungan penuh bagi pengembangan Sekolah Rakyat sebagai bagian dari program inklusi pendidikan.
“Sekolah Rakyat merupakan complementer bagi sekolah formal. Kami sedang berupaya menyediakan dukungan berupa pelatihan guru dan penyediaan fasilitas agar sekolah ini bisa beroperasi dengan optimal,” jelas Maya.
Dengan momentum ini, masyarakat diharapkan semakin tergerak untuk mendukung dan mengawasi kualitas Sekolah Rakyat agar dapat menjadi solusi pendidikan berkelanjutan di Indonesia.
(my/my)