TANGERANG, ifakta.co
Sikap Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Gunung Kaler, Satibi, menuai tanda tanya besar. Dalam proyek revitalisasi ruang kelas yang bersumber dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), ia dinilai janggal dan tertutup saat dimintai keterangan soal pelaksanaan kegiatan di sekolahnya.

Proyek yang disebut telah rampung dikerjakan itu melibatkan Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang sebagai pengawas pelaksanaan kegiatan di lapangan. Namun, alih-alih memberi penjelasan terbuka, Satibi justru menunjukkan sikap dingin dan enggan membeberkan detail proyek ketika dikonfirmasi ifakta.co pada Selasa (21/10/2025).

Langkah tertutup itu sontak mengundang sorotan publik. Pasalnya, penggunaan dana pendidikan yang bersumber dari APBN semestinya dapat diketahui masyarakat.

Iklan

“Sekolah itu dibiayai uang rakyat, bukan proyek pribadi. Kalau sudah selesai tapi informasinya ditutup-tutupi, wajar publik curiga,” tegas salah satu aktivis Tangerang.

Kesan tertutup tersebut dianggap mencoreng prinsip transparansi dan akuntabilitas dunia pendidikan. Sejumlah tokoh lokal bahkan menilai Satibi gagal menunjukkan karakter seorang pemimpin lembaga publik yang baik saat dimintai keterangan.

“Revitalitasi ruang kelas itu hal positif, tapi kalau pelaksanaannya misterius, ini aneh. Kepala sekolah harusnya jadi contoh keterbukaan, bukan malah bersembunyi di balik diam,” ujar salah satu tokoh pendidikan di wilayah itu.

Sementara itu, Agus Supriatna, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, yang turut dimintai klarifikasi terkait proyek tersebut, belum mampu menjabarkan secara jelas bagaimana mekanisme pelaksanaan hingga pemanfaatan ruang hasil revitalisasi itu.

Tak tinggal diam, Kamper, aktivis 98 dari Partai Rakyat Demokratik (PRD), turut menyoroti kejanggalan tersebut.

“Kalau ruang sekolah itu sudah selesai direvitalisasi, kenapa tidak segera digunakan sebagaimana mestinya? Ada apa sebenarnya?” tegas Kamper kepada ifakta.co.

Kamper menilai, tertutupnya informasi publik dari kepala sekolah menandakan ada yang tidak beres dalam manajemen pelaksanaan proyek.

“Ini bukan sekadar soal bangunan, tapi soal mental pejabat pendidikan yang abai terhadap transparansi,” tandasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak kepala sekolah SMPN 2 Gunung Kaler maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang belum memberikan keterangan resmi terkait nilai proyek, pelaksana kegiatan, maupun alasan ruang hasil revitalisasi belum difungsikan.

(Sb-Alex)