WASHINGTON, ifakta.co – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (9/10/2025) waktu setempat mengumumkan bahwa Washington akan memberlakukan pembatasan ekspor terhadap suku cadang pesawat Boeing. Langkah ini diambil sebagai respons langsung terhadap keputusan China yang memperketat kontrol ekspor mineral tanah jarang (rare earth elements).
Ancaman pembatasan ekspor suku cadang, yang menjadi komponen vital bagi industri penerbangan komersial China, merupakan eskalasi signifikan dalam perang dagang yang telah memanas antara kedua negara.
”Kami tidak akan tinggal diam ketika China berupaya menyandera industri pertahanan dan teknologi tinggi kami dengan membatasi pasokan material kritis,” ujar Presiden Trump dalam sebuah pernyataan pers di Gedung Putih.
“Mulai sekarang, kami akan memastikan bahwa setiap tindakan yang mengancam keamanan rantai pasokan nasional kami akan dibalas dengan konsekuensi yang menyakitkan pada sektor strategis mereka,” jelasnya. Keputusan AS ini muncul hanya sehari setelah Kementerian Perdagangan China mengumumkan perluasan pembatasan ekspor mineral tanah jarang, termasuk mewajibkan lisensi ekspor untuk produk yang mengandung unsur-unsur ini.
Iklan
Mineral tanah jarang sangat penting dalam pembuatan berbagai teknologi modern, mulai dari jet tempur dan sistem rudal hingga kendaraan listrik dan elektronik canggih.
Meski rincian lengkap mengenai batasan ekspor suku cadang Boeing belum dirilis, sumber Gedung Putih mengindikasikan bahwa pembatasan tersebut akan menargetkan suku cadang dan layanan pemeliharaan utama yang sangat diandalkan oleh maskapai penerbangan China yang mengoperasikan armada besar pesawat Boeing.
Para analis memperingatkan bahwa langkah ini berpotensi memberikan pukulan serius bagi operasional maskapai China, mengingat ketergantungan mereka pada teknologi dan suku cadang Barat. Di sisi lain, pembatasan ini juga dapat memicu tindakan balasan lebih lanjut dari Beijing, termasuk kemungkinan pembatalan pesanan pesawat Boeing di masa depan dan sanksi terhadap perusahaan AS lainnya yang beroperasi di China.
Konflik mengenai mineral tanah jarang ini mencerminkan upaya kedua negara untuk saling memanfaatkan titik lemah dalam rantai pasokan global, menandai babak baru dalam ketegangan ekonomi dan teknologi antara Washington dan Beijing. Pembatasan ini diperkirakan akan memicu peningkatan volatilitas di pasar global dan memaksa industri pertahanan dan teknologi di seluruh dunia untuk mempercepat pencarian sumber pasokan alternatif di luar China. (Jo)


