JAKARTA, Ifakta.co — Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program prioritas pemerintah untuk menyediakan makanan gratis di sekolah-sekolah Indonesia, kini berada di tengah kecaman publik menyusul rentetan kasus keracunan massal yang melibatkan ribuan siswa.
Kasus di Garut, Jawa Barat
Pada 17 September 2025, 569 siswa dari lima sekolah di Kabupaten Garut dilaporkan mengalami gejala keracunan, seperti mual dan muntah, setelah menyantap nasi dan ayam yang disediakan oleh dapur MBG sehari sebelumnya. Sekretaris Daerah Garut, Nurdin Yana, mengatakan bahwa beberapa korban masih dirawat di rumah sakit sementara sebagian lainnya telah pulih.
Iklan
Kasus di Banggai, Sulawesi Tengah
Di Kabupaten Banggai Kepulauan, lebih dari 250 siswa SD hingga SMA diduga keracunan setelah mengonsumsi makanan MBG di sekolah mereka, pada 17 September 2025. Sekitar 177 siswa sudah kembali ke rumah setelah mendapat perawatan, tetapi kasus ini menimbulkan keprihatinan terkait keamanan penyajian makanan dalam program tersebut.
Kasus Lain yang Menambah Sorotan
- SDN Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo (Jawa Tengah): Sekitar 40 siswa keracunan setelah menyantap menu MBG.
- Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur, Jawa Barat: 52 siswa diduga keracunan setelah makan makanan gratis dari program MBG.
- SDN 33 Kasipute, Bombana (Sulawesi Tenggara): Belasan siswa mengalami muntah, sakit perut, karena ayam tepung diduga basi.
Isu utama yang muncul :
- Ketidakamanan Pangan dan Higiene
Banyak kasus keracunan disebabkan oleh menu yang tidak diolah dengan benar: ayam kurang matang, lauk basi, pengawetan makanan yang buruk, atau distribusi yang memakan waktu terlalu lama. - Pengawasan dan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang Lemah
SPPG (Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi) dapur-dapur penyedia MBG mendapat kritik karena belum semua menerapkan SOP kebersihan, penyimpanan, dan pengiriman makanan dengan standar tinggi. - Respon Pemerintah
Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) telah menghentikan operasi beberapa dapur SPPG sementara waktu untuk evaluasi. Beberapa kasus telah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). - Kerugian Kepercayaan Publik
Orang tua, pihak sekolah, dan masyarakat mulai meragukan keamanan program, terutama karena kasus berulang dalam tempo cukup dekat. Tuntutan untuk transparansi, audit, dan penghentian sementara menu-menu yang bermasalah semakin keras.
Kasus-kasus keracunan MBG yang terus muncul dari berbagai wilayah menunjukkan bahwa meski program ini memiliki niat baik dan jangkauan luas, pelaksanaannya belum sepenuhnya aman dari sudut pandang kesehatan. Untuk menjaga kredibilitas dan keamanan siswa, langkah-langkah berikut dianggap kritis:
- Peningkatan pengawasan dan audit rutin terhadap dapur SPPG
- Penetapan standar kebersihan dan penyimpanan makanan yang dipatuhi secara konsisten
- Evaluasi distribusi makanan agar tetap segar saat sampai ke tangan siswa
- Transparansi laporan kasus keracunan dan segera tindakan korektif.(FA)