JAKARTA, ifakta.co — Indonesia telah menawarkan kepada Amerika Serikat kesempatan untuk berinvestasi bersama dalam proyek-proyek mineral penting sebagai bagian dari negosiasi penghapusan tarif dengan Washington. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada hari Senin (30/6/2025).

Menurut Airlangga, langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kerja sama ekonomi strategis antara kedua negara, khususnya di sektor hilirisasi mineral yang menjadi prioritas utama Indonesia. Pemerintah berharap, melalui kemitraan ini, Indonesia tidak hanya mendapatkan akses pasar yang lebih besar ke Amerika Serikat, tetapi juga transfer teknologi dan investasi untuk pengembangan industri dalam negeri.

“Indonesia terbuka untuk kerja sama investasi di sektor mineral penting, seperti nikel, kobalt, bauksit, dan tembaga, yang menjadi komponen utama dalam ekosistem kendaraan listrik dan energi bersih dunia,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta.

Negosiasi ini juga berkaitan dengan keinginan Indonesia agar produknya, terutama komponen baterai kendaraan listrik, dapat menikmati fasilitas bebas bea masuk ke pasar AS, sejalan dengan ketentuan dalam Inflation Reduction Act (IRA) yang mengatur insentif untuk produk-produk ramah lingkungan.

Airlangga menambahkan, pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan hubungan dagang yang lebih seimbang dan saling menguntungkan. “Kita ingin membangun kerja sama yang tidak hanya berbasis perdagangan bahan mentah, tetapi juga penguatan industri bersama,” tegasnya.

Sejauh ini, respons dari pihak Washington dinilai cukup positif, meskipun pembicaraan masih akan berlanjut dalam beberapa putaran ke depan.

Langkah Indonesia ini mencerminkan komitmen untuk terus mendorong hilirisasi sumber daya alam serta memperkuat posisi sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global untuk energi bersih dan kendaraan listrik. (Jo)