JAKARTA, IFAKTA.CO | Di tengah maraknya inovasi kendaraan listrik global, satu nama tampil berbeda bukan hanya karena teknologinya, tetapi karena keberaniannya menyampaikan karakter melalui desain: GWM ORA.
Dalam dunia otomotif yang semakin beragam, GWM ORA menawarkan sesuatu yang lebih personal — sebuah bahasa desain yang tidak hanya menggoda mata, tetapi juga menyentuh sisi emosional penggunanya.
Filosofi yang Hidup dalam Desain
Desain pada lini kendaraan GWM ORA tidak pernah lahir dari kebetulan. Ia dirancang melalui pemikiran yang menyeluruh, menyatukan bentuk, fungsi, dan filosofi dalam harmoni.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak heran jika nama ORA sendiri memiliki kemiripan dengan “Euler” dalam bahasa Mandarin referensi pada Leonhard Euler, matematikawan legendaris asal Swiss. Sebuah penghormatan terhadap struktur, logika, dan estetika yang menjadi fondasi banyak inovasi besar, termasuk dalam desain otomotif masa depan.
Filosofi ini kemudian diwujudkan dalam pendekatan desain unik yang dikenal sebagai Egg Aesthetic of Life konsep yang memandang bentuk telur sebagai simbol keindahan alami, keseimbangan, dan kekuatan struktural.
Desain ini tercermin jelas dalam siluet membulat, permukaan organik, dan interior yang terasa lembut namun kokoh.
“Telur memiliki struktur yang sempurna dan lekuk alami yang indah. Permukaannya yang cembung mampu menahan tekanan hingga 120 kali beratnya sendiri,” ujar Andrew Dyson, Vice President of Design GWM, “Kami mengambil inspirasi dari lekukan khas bentuk telur dan prinsip penyebaran tekanan pada cangkangnya.
Tim desain kami menerjemahkannya menjadi struktur bodi yang solid secara menyeluruh, mengutamakan keselamatan tanpa mengorbankan keanggunan. Melalui pendekatan ini, kami ingin mengekspresikan kreativitas dan kepribadian dalam setiap model ORA.”
Sentuhan Retro-Futuristik dan Sisi Desain Emosional
Estetika GWM ORA juga diperkaya dengan pendekatan retro-futuristik — menggabungkan kehangatan nostalgia dengan keberanian melihat ke depan.
Pendekatan ini hadir kuat pada model ORA 03, yang dirancang oleh Emanuel Derta, mantan desainer Porsche yang pernah terlibat dalam pengembangan Porsche 911.
Dengan bodi membulat, lampu depan bundar, serta pilihan warna pastel dan netral elegan, desain ORA 03 menjadi interpretasi emosional dari filosofi “Egg Aesthetic of Life”. Meskipun Derta kini telah meninggalkan GWM, warisan desainnya masih menjadi acuan dalam membentuk karakter emosional ORA yang ekspresif, humanis, dan menyenangkan – sehingga berbeda dengan EV pada umumnya.
EV Murni dengan Proporsi yang Dioptimalkan GWM ORA dirancang dari platform EV murni, yang memungkinkan proporsi bodi yang lebih efisien dan ekspresif.
Model seperti ORA 03 menunjukkan bagaimana pendekatan ini menghasilkan kap mesin rendah, overhang depan pendek, serta gril tertutup yang mendukung efisiensi aerodinamis. Namun tidak berhenti di efisiensi, desain ini juga menyuguhkan bentuk yang lembut dan bersahabat secara visual — menciptakan kendaraan listrik yang tidak hanya modern, tetapi juga berkarakter.
Evolusi Identitas: Dari Nama Karismatik ke Sistem Penamaan Global
Merek GWM ORA sebelumnya dikenal melalui model-model dengan nama khas dan berkarakter manis, seperti Good Cat dan Funky Cat. Namun seiring strategi globalisasi yang lebih matang, GWM kini mengadopsi sistem penamaan numerik seperti ORA 03 dan ORA 07. Format ini tidak hanya menciptakan konsistensi global, tetapi juga memudahkan konsumen memahami segmentasi produk berdasarkan ukuran atau posisi lini.
Sistem ini telah diterapkan di berbagai pasar dunia, termasuk Eropa, Australia, dan Asia Tenggara, menandakan langkah strategis GWM ORA dalam membangun merek yang inklusif, fleksibel, dan relevan secara global.
GWM ORA membuktikan bahwa desain bukan hanya tentang visual — tetapi tentang identitas, filosofi, dan keberanian untuk tampil berbeda.
Di dunia di mana elektrifikasi menjadi keharusan, GWM ORA menjadikannya sesuatu yang lebih personal: pernyataan gaya, ekspresi diri, dan simbol koneksi emosional antara manusia dan mobilnya, yang memberikan kemudahan di setiap langkah.
Apakah desain seperti ini akan menemukan tempatnya di hati masyarakat Indonesia?
(Akbar)