TEL AVIV, ifakta.co – Selama bertahun-tahun, Israel, atau yang dalam narasi perlawanan disebut sebagai Zionis—telah dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pertahanan paling canggih di dunia.
Nama-nama seperti Iron Dome, David’s Sling, hingga sistem pertahanan siber mutakhir sering kali dikutip sebagai bukti keunggulan teknologi militer mereka. Namun, berbagai peristiwa belakangan ini mengguncang persepsi itu.
Dunia mulai bertanya, apakah pertahanan Zionis benar-benar sekuat yang dibayangkan? Ataukah selama ini citra tersebut lebih banyak dibentuk oleh propaganda dan asumsi semata?
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Iron Dome: Hebat, Tapi Tidak Sempurna
Sistem pertahanan udara Iron Dome memang terbukti mampu mencegat banyak roket yang ditembakkan ke wilayah Israel. Akan tetapi, sistem ini tidak memiliki efektivitas absolut.
Saat jumlah roket mencapai ratusan atau bahkan ribuan dalam waktu singkat, sistem ini kewalahan—baik secara teknis maupun dari sisi biaya operasional. Di sinilah letak celah: kehebatan teknologi modern belum tentu sebanding dengan kecepatan dan volume serangan lawan yang menggunakan strategi gerilya dan kejutan.
Serangan Mendadak: Kelemahan Intelijen?
Serangan lintas batas yang mengejutkan oleh kelompok bersenjata Palestina atau kelompok perlawanan lain juga menimbulkan tanda tanya besar terhadap kemampuan intelijen Israel, yang selama ini dianggap salah satu yang terbaik di dunia.
Jika sistem pertahanan Israel benar-benar unggul, bagaimana mungkin infiltrasi berskala besar bisa terjadi tanpa terdeteksi lebih awal?
Pertanyaan ini tidak hanya muncul di kalangan pengamat militer, tetapi juga di antara warga dunia yang menyaksikan kejadian tersebut melalui berbagai platform media.
Kemenangan Psikologis Lawan :
Satu hal yang sering dilupakan dalam diskusi tentang pertahanan adalah aspek psikologis. Ketika satu atau dua serangan berhasil menembus sistem pertahanan yang disebut “tak tertembus”, maka dampaknya jauh lebih besar dari sekadar kerusakan fisik.
Ia menjadi pukulan moral dan simbolik, yang memperlihatkan kepada dunia bahwa bahkan kekuatan militer terbesar pun memiliki titik lemah.
Pertahanan Modern Tak Lagi Jaminan Mutlak :
Di era modern, kekuatan militer bukan hanya soal teknologi dan senjata canggih. Ia juga menyangkut narasi, persepsi, serta kemampuan beradaptasi terhadap medan dan taktik baru. Israel mungkin tetap unggul secara teknologi, tetapi perang hari ini bukan lagi semata adu kecanggihan. Ini adalah pertempuran asimetris—di mana strategi, ketahanan mental, dan dukungan rakyat memainkan peran yang tak kalah besar.
Dunia bertanya bukan karena meragukan kecanggihan militer Israel secara mutlak, tetapi karena realitas di lapangan menunjukkan bahwa dominasi teknologi tidak menjamin kemenangan total.
Pertahanan Zionis, meskipun canggih, tetap memiliki celah. Dan celah itulah yang kini tengah dikaji dan diperbincangkan oleh dunia yang semakin sadar bahwa kebenaran tidak selalu sejalan dengan narasi resmi.
(Jo)