JAKARTA, ifakta.co – Indonesia tengah memasuki fase aging population, di mana jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa pada 2035, Indonesia akan menjadi negara dengan populasi lansia terbesar di Asia Tenggara. Fenomena ini membawa tantangan besar, terutama di bidang kesehatan.
Menjawab tantangan tersebut, Grup Ajinomoto Indonesia meluncurkan Elderly Meal Program—sebuah inisiatif berbasis ilmu gizi dan teknologi AminoScience untuk mendukung lansia agar tetap sehat, aktif, dan mandiri. Program ini juga menerapkan konsep Bijak Garam, yakni mengurangi konsumsi garam tanpa mengorbankan rasa.
Penelitian Berbasis Data dan Aksi Nyata
Iklan
Program ini dimulai sejak 2021, diawali dengan riset bersama tim peneliti dari perguruan tinggi negeri di dua panti wreda Yogyakarta: BPSTW Unit Abiyoso dan BPSTW Budi Luhur. Penelitian dilakukan selama Oktober 2021 hingga Januari 2022.
Sebelum intervensi, tim melakukan pemeriksaan kesehatan lansia, mengukur kekuatan genggam (grip strength), menilai menu makan harian, dan mengevaluasi pengetahuan gizi para juru masak dan pengurus panti. Hasil awal menunjukkan mayoritas lansia mengalami hipertensi, kekuatan otot yang lemah, serta konsumsi natrium yang tinggi.
Sebagai respons, Ajinomoto memodifikasi menu menjadi rendah natrium, memperkaya asupan protein, dan memberikan pelatihan gizi kepada pengelola panti. Pendekatan ini menjadi inti dari Elderly Meal Program.
Konsep “Bijak Garam”
Ajinomoto mengedukasi masyarakat untuk mengurangi penggunaan garam dengan menambahkan sedikit MSG agar rasa tetap lezat. Hal ini berdasarkan bukti ilmiah bahwa MSG mengandung natrium jauh lebih rendah daripada garam meja, sehingga bisa membantu mengontrol tekanan darah.
Hasil Nyata di Lapangan
Pada 2024, Ajinomoto memperluas program ke tiga panti wreda lainnya di Yogyakarta: Panti Wreda Budi Dharma, Madania, dan Hanna. Yogyakarta dipilih karena memiliki persentase lansia tertinggi di Indonesia dan berada di peringkat kedua untuk kasus hipertensi.
Setelah tiga bulan intervensi (Oktober–Desember 2024), hasilnya positif. Asupan gizi lansia meningkat, sisa makanan menurun, dan preferensi terhadap menu baru semakin tinggi. Tekanan darah rata-rata turun dari kategori hipertensi ke pre-hipertensi. Fungsi fisik juga membaik, terlihat dari peningkatan kekuatan genggam dan penurunan gejala frailty.
“Seperti pada pilot program di 2021, kami mengawali dengan pengukuran data dan analisis kandungan gizi menu. Hasilnya, banyak lansia mengalami tekanan darah tinggi dan kekurangan protein harian,” ujar Grant Senjaya, Head of Corporate Communications PT Ajinomoto Indonesia.
Lansia Sejahtera, Indonesia Bahagia
Menjelang Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 29 Mei 2025, Ajinomoto mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada kesejahteraan lansia. Lansia yang sehat dan terpenuhi gizinya tetap bisa menjadi sosok produktif dalam keluarga dan masyarakat.
Semangat ini selaras dengan tema HLUN 2025: “Lansia Sejahtera, Indonesia Bahagia.” Kesejahteraan lansia bukan hanya tanggung jawab keluarga, tapi juga bagian dari fondasi masa depan bangsa yang berdaya.
(jo)