Suriantama Nasution Sebut BP2MI Macan Ompong

- Jurnalis

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 16:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Managing Director SatuPintuSolusi Law Office, Suriantama Nasution didampingi Saud Susanto usai sidang kedua  di Pengadilan Negeri Tangerang. (Foto: Liputan Ekslusif Ifakta.co)

Managing Director SatuPintuSolusi Law Office, Suriantama Nasution didampingi Saud Susanto usai sidang kedua di Pengadilan Negeri Tangerang. (Foto: Liputan Ekslusif Ifakta.co)

TANGERANG, ifakta.co – Sidang lanjutan gugatan enam orang Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) terhadap Direktur PT Dinasty Insan Mandiri, dan atau PT Tulus Widodo, Widya Andescha kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, pada Kamis (10/10) kemarin.

Dikutip dari laman Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Tangerang, sidang dijadwalkan pukul 10.00 WIB dengan agenda kelengkapan para pihak.

Dalam tuntutannya, 6 orang CPMI menggugat Widya Andescha sebesar Rp371.745 juta atas Perbuatan Melawan Hukum (PMH).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kuasa Hukum Penggugat, Suriantama Nasution mengatakan, bahwa hari ini pihaknya baru menyelesaikan persidangan dengan agenda verifikasi dari dokumen tergugat.

“Ini menarik pada hari ini, karena yang terjadi pada persidangan kita itu adalah ditemukannya pencabutan kuasa yang ternyatapun kuasanya itu surat-suratnya belum dilengkapi. Jadi belum beracara sudah dilaksanakan pencabutan, ini cukup menarik dan kita bertanya ada apa?,” ujar Managing Director Satu Pintu Solusi Law Office, Suriantama Nasution kepada ifakta.co.

Baca juga :  Sekda Tinjau Bazar Murah di Kecamatan Jayanti

Berdasarkan laporan yang diterima ifakta.co, terdapat tiga poin fakta dalam persidangan. Pertama, bahwa ada perubahan dari alamat turut tergugat dan kita akan melakukan di pekan depan untuk perubahannya.

Kedua, konsep dari snowball effect dari perkara terdahulu.

Ketiga, memanggil dengan tegas para institusi terkait.

Rian mengungkapkan, bahwa sidang hari ini ialah perkara yang baru dengan subject hukum yang sama.

Pasalnya, tergugat (Widya Andescha) adalah orang yang patut pihaknya duga sangkakan sebagai orang yang melakukan perbuatan melawan hukum, serta adanya penyalahgunaan dari keadaan sehingga para migran dimanfaatkan untuk kepentingannya pribadi, baik dana-dananya, tenaganya, dan seterusnya.

“Jadi ini betul-betul ada kerugian yang nyata dan kisarannya untuk gugatan yang ini sekitar Rp.375 juta dari 6 orang penggugat,” kata Rian.

Bahkan, Rian memanggil dengan tegas perihal kinerja institusi terkait. Karena ketika bicara migran, konteks payung hukum dan kepastian hukum dari tenaga kerja migran di Indonesia tentu regulatornya itu adalah Kementerian Tenaga Kerja.

Baca juga :  Bupati Tangerang Dampingi Wapres Gibran Kunjungi Puskesmas Kelapa Dua dan Puskesmas Binong

“Nah disini kita bertanya, sejauh mana efektifitasnya dan ada operator disana BP2MI yang juga menyatakan kami tidak punya hak apapun juga karena begitu ketatnya regulator ini memegang kekeh posisi, sehingga mungkin kita bisa andaikan, analogikan BP2MI adalah sebagai macan katanya yang ompong,” sebut Rian.

Meski demikian, Rian pun berharap kepada teman-teman dari Kepolisian Republik Indonesia mampu melihat ini, dan mampu menelaah sampai dalam, walaupun nanti menggunakan lex spesialis.

“Nah ini kita mengundang dan kita meminta perhatian betul dari pemerintah, regulator, operator, bahkan pihak Kepolisian Republik Indonesia ini untuk bisa tajam, betul tajam, karena sampai hari ini kita melihat bahwa tergugat sendiri itu masih menikmati perilaku yang lama dengan pola-pola yang baru dan tentunya menciptakan banyak kerugian lagi buat banyak orang, calon migran atau banyak migran. Ini sangat-sangat memperhatinkan kondisi kita saat ini,” pinta Rian.

Baca juga :  Keren! 9 Peserta Didik SMKN 5 Kabupaten Tangerang Berhasil Lolos SNBP 2O25

Sementara itu, Saud Susanto menambahkan, bahwa pihaknya mendaftarkan gugatan ini kepada para tergugat karena adanya indikasi perbuatan melawan hukum tentang penguasaan dan penyalahgunaan uang Calon Pekerja Migran Indonesia.

“Jadi, sidang ini adalah sidang yang kedua dengan tidak hadirnya para tergugat dan itupun hadirnya hanya pihak kuasa hukum tergugat satu, dalam artian kurang lengkapnya berkas-berkas yang harusnya kita dalam beracara,” tutup Saud.

Sebagai informasi, gugatan itu telah teregister pada 27 Agustus 2024 lalu dengan Nomor Perkara 977/Pdt.G/2024/PN Tng atas perbuatan melawan hukum (PMH).

Selain itu, sidang akan dibuka lagi pada 17 Oktober 2024, dalam konteks Pemanggilan Umum bagi para pihak yang belum hadir dan yang dinyatakan alamatnya pindah atau tidak ketemu.

Berita Terkait

Pria di Nganjuk Bacok Tetangga Saat Hajatan,Polisi Amankan Pelaku dan Barang Bukti
Ungkap Fakta Baru Kasus Korupsi Kades Ngepung Kejari Nganjuk Periksa 9 Orang Saksi, Total Saksi 30 Orang
Dugaan Korupsi Rp 400 Juta di Desa Dadapan, Kejari Nganjuk Naikkan Status ke Tahap Penyidikan
Pasutri Edarkan Sabu Tertangkap Polisi di Tanjunganom, Sabu Seberat 1,77 Gram diamankan Petugas
Polres Cilegon Tangkap Dua Tersangka Penyekapan dan Pembunuhan IRT
Tindak Cepat dan Tepat, Polresta Tangerang Berhasil Ungkap Kasus Curanmor di Sukadiri
Pjs. Kades Ranca Kelapa Disomasi LSM LESIM, Diduga Terlibat Penyelewengan Dana Desa 2022–2024
Polsek Pace Ungkap Kasus Penganiayaan, Pelaku Ditangkap Usai Tendang Korban Hingga Terjatuh

Berita Terkait

Minggu, 22 Juni 2025 - 22:44 WIB

Pria di Nganjuk Bacok Tetangga Saat Hajatan,Polisi Amankan Pelaku dan Barang Bukti

Kamis, 19 Juni 2025 - 07:20 WIB

Ungkap Fakta Baru Kasus Korupsi Kades Ngepung Kejari Nganjuk Periksa 9 Orang Saksi, Total Saksi 30 Orang

Rabu, 18 Juni 2025 - 23:29 WIB

Dugaan Korupsi Rp 400 Juta di Desa Dadapan, Kejari Nganjuk Naikkan Status ke Tahap Penyidikan

Selasa, 17 Juni 2025 - 15:56 WIB

Pasutri Edarkan Sabu Tertangkap Polisi di Tanjunganom, Sabu Seberat 1,77 Gram diamankan Petugas

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:53 WIB

Polres Cilegon Tangkap Dua Tersangka Penyekapan dan Pembunuhan IRT

Berita Terbaru