JAKARTA, ifakta.co – Warga Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat dibuat kesal oleh tingkah laku sekelompok orang yang berprofesi sebagai bank keliling alias bank pecit yang mengendarai sepeda motor secara ugal-ugalan (ngebut) di tengah permukiman.
Melihat tingkah mereka, warga berusaha untuk menegur, alasannya banyak anak-anak kecil yang berseliweran di jalan. Namun bukannya meminta maaf, malah terkesan menantang warga.
“Jadi ada berita penagih hutang atau debtcollector dikeroyok warga Kalideres disebuah media, itu tidak benar beritanya, itu hoax,” kata tokoh masyarakat Jakbar H. A Mudjamil Saleh, kepada wartawan, Jumat (16/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mudjamil menjelaskan, ada sekelompok orang bank keliling yang berjumlah sekitar tujuh orang tingkahnya bikin resah masyarakat.
Salah satu dari mereka, pada saat itu bawa motor dengan knalpot berisik ngebut di jalan pemukiman. Kemudian warga di sana menegur mereka, tapi mereka tidak terima malah nantang balik.
Saat ditegur warga bukannya mereka minta maaf, malah memanggil temen-temennya yang lain yang jumlahnya sekitar tujuh orangan dan ngajak ribut warga.
“Jadi bukan satu orang dikeroyok warga tak dikenal, akan tetapi mereka berjumlah sekitar tujuh orang yang nantangin warga karena ditegur soal ngebut di jalan permukiman,” ujar pria yang akrab dipanggil Babeh Djamil.
Merasa tidak senang ditegur, mereka panggil teman-temannya yang lain. Akhirnya warga pada keluar semua. Dari situlah terjadi perkelahian antara tujuh orang bank keliling dengan warga sekitar.
“Jadi bukan pengeroyokan, tapi perkelahian,” imbuhnya.
Soal mereka lapor polisi karena ada luka, menurut Babeh Djamil, bukan saja dari pihak banke saja yang kena pukul. Namun dari pihak warga juga ada yang kena pukul juga. Bahkan ketua RT setempat juga tangannya keseleo.
“Jadi dengan ini kami memberikan klarifikasi, bahwa warga bukan mengeroyok debtcollector, akan tetapi tujuh orang bank keliling naik motor ngebut lalu ditegur warga. Tidak terima ditegur malah nantangin, maka terjadilan perkelahian bukan pengeroyokan,” pungkasnya.
(my)