JAKARTA, IFAKTA.CO – Tekadnya untuk selalu sehat terlihat dari semangat Kusriyanti ketika sedang melakukan rawat jalan disalah satu rumah sakit di wilayah Jakarta Pusat.

Meskipun datang seorang diri tidak menghalanginya untuk datang berobat. Bermodalkan Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang ia miliki, sudah satu tahun wanita yang berprofesi sebagai guru ini rutin mengobati saraf di persendiannya ke dokter neurologi.

Kini kondisinya memang telah membaik, namun dirinya harus tetap mengkonsumsi obat-obatan agar kesehatannya tetap stabil.

Iklan

Kusriyanti menjelaskan awalnya ia tidak mempedulikan penyakitnya ini. Ketika masih bisa ia tahan rasa sakitnya, maka tak menjadi masalah menururutnya.

Namun semakin lama rasa sakit tersebut mengganggu aktivitasnya mengajar di sekolah. Rasa ngilu serta tak mampu berdiri dan berjalan lama membuatnya segera bergegas ke Puskesmas untuk mendapatkan kejelasan atas apa yang ia rasakan.

“Dulu saya sering meremehkan kalo badan sudah mulai sakit. Berharapnya paling besok juga sudah membaik, tapi yang kali ini membuat saya berpikir karena tidak sembuh sembuh. Padahal ada JKN, yang berobat tidak perlu mengeluarkan biaya. Akhirnya saya memutuskan untuk berobat dan ternyata dirujuk ke spesialis saraf dan menjalani rehabilitasi medik,” ungkap Kusriyanti, Jumat (26/5).

Sebenarnya ada alasan lain yang menyebabkannya menunda untuk berobat. Ketika sedang berada di rumah sakit, ia teringat sosok sang suami yang baru saja meninggal tahun lalu.

Pasangan hidup yang sangat ia begitu sayangi memang sangat mendadak meninggalkannya hidup di dunia. Tidak hanya itu, anak pertamanya juga harus dipanggil Tuhan karena penyakit yang diderita pada tahun lalu, berselang sebulan sebelum suaminya meninggal.

Kesedihan pun tidak dapat ia bendung ketika mengingat hal ini. Namun ia teringat akan anaknya yang kini hidup bersamanya. Hal itulah yang membuatnya kembali semangat untuk berobat.

“Saya masih mempunyai anak yang membutuhkan kehadian saya setiap hari. Meskipun suami saya sudah pergi dan kesedihan itu terus ada hingga sekarang. Saya ingin saya sehat, saya tidak mau kejadian suami dan anak saya terulang kepada saya yang tiba-tiba sakit dan tidak tertolong nyawanya. Saya yakin suami saya dialam sana juga senang kalo lihat saya semangat berobat seperti sekarang,” ungkapnya dengan sedikit meneteskan air mata.

Memang tidak ada lagi yang memberatkan Kusriyanti untuk berobat, terlebih dengan JKN maka tidak ada biaya yang harus ia keluarkan. Terbukti hingga saat ini dirinya sama sekali tidak dikenakan biaya sepeserpun.

Terdaftar sebagai peserta dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) Swasta di kelas dua pun tidak menjadi kekhawatiran dirinya. Ketika mendapatkan perawatan dirumah sakit, dirinya merasa dilayani dengan baik. Obat yang diberikan pun sesuai dengan yang ditentukan. Sehingga dirinya pun puas dan merasa bahwa JKN ini sangat berarti baginya.

“Dulu perawatan anak pertama dan suami saya dirumah sakit semuanya dibayarkan oleh BPJS Kesehatan. Saya tau kalo dengan biaya pribadi pasti jumlahnya sangat banyak. Bersyukur sekali juga ya ada JKN ini, saya jadi tidak perlu bayar kalau berobat. Tidak perlu memberatkan anak saya juga kalo biaya pengobatannya juga mahal. Seberuntung ini jadi warga negara Indonesia,” tambah Kusriyanti.

Sebagai peserta yang selalu mengandalkan JKN, Kusriyanti berharap agar BPJS Kesehatan dapat terus bekerja sama dengan semua fasilitas kesehatan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dari sekarang.

Dirinya yakin bahwa BPJS Kesehatan akan tetap menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia sebagai jaminan untuk mendapatkan layanan kesehatan dengan mudah.