JAKARTA, IFAKTA.CO – Dengan penuh perhatian dan kasih sayang, Armayanti setia mendampingi sang cucu yang sedang mendapatkan perawatan dirumah sakit hari ini. Dirinya dapat fokus merawat cucunya tanpa terbebani dengan biaya perawatan yang mahal.

Terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat membuatnya bersyukur. Karena hingga saat ini, dirinya beserta keluarga dapat menikmati mudahnya layanan kesehatan.

Armayanti memang sangat dekat dengan cucu-cucu nya. Selagi anaknya bekerja, sang cucu berada dalam pengasuhannya.

Iklan

Dirinya pun berusaha memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan oleh cucunya, termasuk memberikan jaminan kesehatan dengan mendaftarkannya kedalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Sebagai seorang nenek, saya mau yang terbaik untuk cucu-cucu saya. Menjaga, merawat, dan memenuhi kebutuhannya, pasti akan saya lakukan. Kalau lagi sakit seperti ini saya sedih, kalo boleh saya saja yang menggantikan posisinya,” tutur Armayanti, Jumat (26/5).

Ditengah kondisi seperti ini dirinya sangat bersyukur dengan hadirnya JKN sehingga dirinya bisa fokus merawat cucunya hingga sembuh dan dapat kembali ke rumah.

Petugas medis dirumah sakit yang melayani menurutnya ramah dan informatif. Selain itu sangat sigap dalam memberikan pertolongan bagi cucunya.

“Jangan khawatir berobat dengan JKN. Zaman sekarang semuanya sudah bagus. Pendaftaran sudah tidak dimintakan fotokopi kartu, petugasnya ramah, informasi jelas dan tidak membingungkan. Benar-benar mudah asalkan prosedurnya sesuai kita jalankan,” tambah Armayanti.

Ketaatannya dalam menjalankan semua prosedur yang telah ditentukan telah mempermudah Armayanti dalam mendapatkan layanan kesehatan bagi cucunya.

Hal itu juga ia rasakan saat mendaftarkan cucunya tersebut pada Program JKN. Karena tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk, dirinya banyak sekali mendapatkan informasi perihal Program JKN.

Sebagai peserta PBI DKI Jakarta mungkin banyak orang beranggapan pendaftarannya sulit dan harus melapor ke Dinas terkait. Namun tidak demikian, bagi warga DKI Jakarta pendaftaran tersebut dapat dilakukan melalui Puskemas terdekat. Sehingga dirinya juga tidak perlu untuk jauh-jauh datang ke Kantor BPJS Kesehatan.

“Meskipun saya sudah jadi nenek-nenek. Apapun untuk keluarga saya, saya akan perjuangkan. Terlebih jaminan kesehatan untuk berobat yang tidak dikenakan biaya, siapa yang tidak tertarik untuk memilikinya,” ungkap Armayanti.

Tak ada masalah baginya terdaftar di kelas tiga pada Program JKN. Karena manfaat yang ia dapatkan saat cucunya dirawat ini tetap memuaskan, baik kamar rawat inap yang bersih dan nyaman serta obat yang semuanya dapat dicover.

Dirinya sangat sadar jika perawatan ini tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, mungkin cucunya hanya ia berikan obat yang diwarung saja.

“Tidak terbayang kalo kami tidak ada BPJS Kesehatan, uang dari mana kami untuk bayar biaya perawatan ini. Karena uang hasil anak-anak saya kerja fokusnya hanya untuk menyambung hidup makan sehari-hari. Ya dengan uang yang pas-pasan sulit bagi kami untuk menabung. Istilahnya untuk makan saja susah apalagi untuk bayar asuransi kesehatan. Jadi ya benar-benar sangat membantu banget dengan PBI dari Pemprov DKI,” tambah Armayanti.

Semangat Armayanti dapat menjadi contoh bagi yang lain untuk menyadari bahwa memiliki JKN itu penting, yang tidak diperuntukan bagi dirinya sendiri namun bagi seluruh anggota keluarganya.

Kepedulian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan perlindungan kesehatan secara cuma-cuma menjadikan modal besar baginya untuk tidak takut berobat.

Semoga ini dapat terus berkesinambungan hadir menjadi suatu bentuk kesejahteraan bagi warga DKI Jakarta ditengah biaya pelayanan kesehatan yang semakin hari semakin mahal.