Pengamat Sebut Lebih Baik Prabowo Bangun Koalisi Tanpa PDIP

- Jurnalis

Sabtu, 8 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prabowo dan Hary Tanoe bangun koalisi besar (Poto: Istimewa)

Prabowo dan Hary Tanoe bangun koalisi besar (Poto: Istimewa)

JAKARTA – Penyertaan PDIP dalam wacana koalisi besar yang sedang dijajaki Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), dianggap akan menjadi kendala
jika PDIP bergabung. Lantaran partai itu hendak mengusung calon presiden dari kadernya sendiri.

Padahal, di koalisi ini sudah ada nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang sudah mendeklarasikan akan maju capres di 2024 mendatang.

Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai sebaiknya, Prabowo lebih baik membangun koalisi tanpa PDIP.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Pertama, koalisi tidak menjadi keharusan bagi Gerindra jika tidak terusung sebagai capres, Prabowo lebih baik bangun koalisi tanpa PDIP, mengingat koalisi besar tidak menjamin kemenangan,” ujar Dedi dikutip dari Republika.co.id, Jumat (7/4).

Tren kemenangan di Pilpres kata Dedi, lebih banyak dipengaruhi faktor ketokohan bukan seberapa besar koalisi.

Menurut Dedi, Prabowo malah memiliki modal keterpilihan yang baik tanpa harus ada sokongan dari PDIP.

Dedi melanjutkan, begitu juga PDIP, sudah benar dengan memastikan akan mengusung Capres kadernya sendiri jika bergabung koalisi.

“Ini karena PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2019 lalu dan juga memiliki kader potensial,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opi

Sehingga, lanjutnya, cukup mengganggu malah PDIP jika harus duduk di Cawapres, andai pun itu terjadi dipastikan posisi Cawapres milik Puan Maharani, bukan Ganjar.

Karena itu, Dedi menilai, secara struktur akan sulit koalisi besar ini menyertakan PDIP dan Gerindra dalam satu koalisi saat ini, jika keduanya hendak mengusung capres dari kadernya sendiri.

Selain itu, dia menilai koalisi besar lebih terlihat sebagai ambisi Joko Widodo dibanding ambisi para partai yang berencana bergabung.

“Jika lebih banyak Jokowi yang bermanuver, ini pun bisa bermasalah dengan PDIP, karena Jokowi bisa saja akan meredupkan ketokohan Megawati sebagai pengatur taktik politik koalisi,” pungkasnya.

Berita Terkait

Kapolri: Berita Hoax menjadi Ancaman Tertinggi di Pilkada 2024
Andra – Dimyati, Ngobrol Malam Bersama Warga Kelurahan Pakulonan
Wakapolsek Bekasi Barat Hadiri Pelantikan dan Bimtek 395 Pengawas TPS
Ikatan Pencak Silat Tanjunganom Adakan Silaturahmi, Mendukung Pilkada Aman dan Kondusif
Anies Effect, Kunci RK-Suswono Libas Elektabilitas Pramono-Rano Versi Poltracking Indonesia
Apel Siaga Polres Nganjuk Dalam Rangka Mendukung Pengamanan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI ke – 8
Silaturahmi dan Doa Bersama Polres Nganjuk: Langkah Nyata Demi Pemilu Damai
MPC Pemuda Pancasila Kota Tangerang Garis Keras Dukung Sachrudin-Maryono

Berita Terkait

Jumat, 8 November 2024 - 00:49 WIB

Kapolri: Berita Hoax menjadi Ancaman Tertinggi di Pilkada 2024

Rabu, 6 November 2024 - 01:20 WIB

Andra – Dimyati, Ngobrol Malam Bersama Warga Kelurahan Pakulonan

Selasa, 5 November 2024 - 10:36 WIB

Wakapolsek Bekasi Barat Hadiri Pelantikan dan Bimtek 395 Pengawas TPS

Minggu, 27 Oktober 2024 - 13:55 WIB

Ikatan Pencak Silat Tanjunganom Adakan Silaturahmi, Mendukung Pilkada Aman dan Kondusif

Kamis, 24 Oktober 2024 - 22:15 WIB

Anies Effect, Kunci RK-Suswono Libas Elektabilitas Pramono-Rano Versi Poltracking Indonesia

Berita Terbaru

Nasional

Indomilk Meluncurkan Kemasan Terbaru Edisi Timnas

Kamis, 7 Nov 2024 - 17:35 WIB

Eksplorasi konten lain dari ifakta.co

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca