JAKARTA – Sejalan dengan peningkatan kualitas layanan dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional, BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Pusat menggelar Mentoring Spesialis bersama tenaga medis dan paramedis dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang telah bermitra.
Kegiatan ini menjadi salah satu upaya dalam peningkatan kepuasan peserta dalam menikmati pelayanan kesehatan.
Membuka kegiatan Mentoring Spesialis kali ini, Herman Dinata Mihardja selaku Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Pusat menjelaskan bahwa dalam menerapkan sistem rujukan berjenjang yang menempatkan FKTP untuk menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan bagi peserta.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Apalagi dengan adanya Program Rujuk Balik (PRB) dan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), dokter umum atau tenaga kesehatan pada FKTP harus terlibat aktif dan proaktif dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi para peserta.
“Mentoring Spesialis ini menjadi salah satu program promotif preventif yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan yang diharapkan dapat menjadi investasi jangka panjang, dimana return of investment berupa menurunnya angka kesakitan. Selain itu berfungsi untuk meingkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga medis dan paramedis pada FKTP,” ungkap Herman, melalui siaran pers, Jum’at (16/12).
BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Pusat menghadirkan dua narasumber dalam mentoring kali ini yaitu yang pertama akan membahas perihal optimalisasi perawatan luka bagi peserta diabetes mellitus dan yang kedua membahas terkait asuhan keperawatan dalam pengelolaan penyakit kronis di FKTP.
Salah satu pemberi materi Andi Alfian menyampaikan bahwa tema tersebut menjadi penting karena diabetes mellitus menjadi kelompok penyakit metabolik dengan salah satu komplikasi yang sering ditemui di lapangan yaitu kaki diabetes dimana angka kejadian ini pun sudah mencapai 19-34% dari keseluruhan penderita diabetes mellitus di Indonesia.
“Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi tersering dari diabetes mellitus yang dapat menyebabkan kematian dan juga kecatatan. Hal ini dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kaki pasien dengan melalukan pilar pengelolaan, melalui kendali metabolik, luka infeksi, tekanan vascular serta terus megedukasi penderita,” tambahnya.