Menkes: Alasan Negara di Eropa Sudah Relaksasi Karena Tak Takut Kena COVID

- Jurnalis

Rabu, 23 Maret 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menkes Sebut Alasan Negara di Eropa Sudah Relaksasi Karena Tak Takut Kena COVID (Foto:Istimewa)

Menkes Sebut Alasan Negara di Eropa Sudah Relaksasi Karena Tak Takut Kena COVID (Foto:Istimewa)

JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan negara di Eropa sudah melakukan relaksasi terhadap COVID-19. Budi menyebutkan masyarakat di negara Eropa sudah tidak takut menghadapi COVID-19.

Budi menyampaikan transisi dari masa pandemi ke masa endemi tidak hanya karena faktor kesehatan, tetapi banyak faktor lainnya. Dia juga menyebutkan tekanan politik dan sosial masyarakat di negara Eropa tinggi. Hal itu yang menyebabkan saat ini negara di Eropa sudah melakukan relaksasi.

“Kenapa Eropa sudah relaksasi? Ini saya ingin sampaikan bahwa transisi dari pandemi ke endemi itu tidak 100 persen faktor kesehatan. Itu banyak faktor sosial, politik, ekonomi, budaya juga. Kenapa kita lihat Eropa sudah cukup melonggarkan?” kata Budi saat pemaparan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (23/3/2022).

“Karena tekanan politik masyarakatnya tinggi, karena tekanan sosial masyarakatnya tinggi terhadap pemerintah dan parlemennya mereka yang notabene adalah dipilih oleh rakyat,” sambungnya.

Menurut Budi, orang Eropa sudah tidak takut terkena COVID-19. Berbeda dengan orang Asia, yang lebih takut terhadap COVID-19.

“Kita bisa lihat dari survei yang dilakukan di sini adalah bahwa orang Eropa itu sudah capek, sudah tidak takut kena COVID-19 dibandingkan yang lainnya. Orang Asia masih lebih takut terhadap COVID, takut terkena dan takut wafat,” jelas Budi.

“Sehingga akibatnya apa? Pressure untuk negara-negara Eropa di mana masyarakatnya sudah tidak takut menghadapi COVID itu membuat pemerintahnya akhirnya mengambil keputusan politis, bukan keputusan kesehatan, tapi keputusan yang pertimbangan sosial politisnya tinggi karena melihat bahwa masyarakatnya juga sudah tidak terlalu khawatir kena COVID,” tuturnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Negara yang melonggarkan restriksi, kata Budi, antara lain Inggris, Swedia, Norwegia, Denmark, dan Spanyol. Budi mengatakan tekanan politik dari negara tersebut tinggi sehingga melonggarkan protokol kesehatan.

“Ini ada beberapa negara yang melonggarkan restriksi, seperti Inggris, Swedia, Norway, Denmark, Spanyol. Nanti saya bisa tunjukkan bahwa angkanya mereka masih tinggi, cuma tekanan politiknya sudah besar sekali, sehingga akhirnya melonggarkan protokol kesehatan, dan ini adalah satu realitas yang kita hadapi bahwa transisi dari pandemi endemi tidak murni dari sektor kesehatan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan sosial-politik,” ujarnya.

Berita Terkait

Penyuluhan Narkoba oleh Polres Mappi Kepada SMKN 2 Obba
Gawat! Penjual Pil Koplo Akui Setor Upeti Dengan Aparat
Gawat! Pil Koplo Dijual Bebas Dekat Polsek Bantar Gebang
ketua Pembina Posyandu Jakarta Utara Hadiri Launching Pilot Project Posyandu Penerapan 6 Bidang SPM
PMI Jakut Terima Penghargaan dalam Kegiatan LATGAB SIBAT tingkat Nasional
Dorong Industri Kosmetik, BPOM Gelar Cosmetic Toll Manufacturer Expo 2024
Gawat Pedagang Pil Koplo Akui Setor Uang ke Aparat, Warga Minta Kemenkes Tentukan Sikap
Babinsa Monitoring Urine dan Skrining HB di SMPN 2 Legok: Tidak Ada Temuan Pengguna Napza
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 25 Oktober 2024 - 23:52 WIB

Penyuluhan Narkoba oleh Polres Mappi Kepada SMKN 2 Obba

Selasa, 22 Oktober 2024 - 10:34 WIB

Gawat! Penjual Pil Koplo Akui Setor Upeti Dengan Aparat

Minggu, 13 Oktober 2024 - 16:22 WIB

Gawat! Pil Koplo Dijual Bebas Dekat Polsek Bantar Gebang

Jumat, 11 Oktober 2024 - 11:57 WIB

ketua Pembina Posyandu Jakarta Utara Hadiri Launching Pilot Project Posyandu Penerapan 6 Bidang SPM

Jumat, 27 September 2024 - 16:31 WIB

PMI Jakut Terima Penghargaan dalam Kegiatan LATGAB SIBAT tingkat Nasional

Berita Terbaru

Eksplorasi konten lain dari ifakta.co

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca