JAKARTA – Sebagai pegawai swasta pusat, kesejahteraan Luky (27) bersama keluarga sudah dijamin oleh perusahaan tempat ia bekerja. Salah satunya yaitu melalui Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dimilikinya.
Bersama JKN-KIS, Luky telah merasakan kebahagiaan dan kemudahan dalam mengakses pelayanan kesehatan untuk istrinya dalam menjalani proses kelahiran anak pertamanya.
Luky menjelaskan bahwa dirinya terdaftar sebagai peserta dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) badan usaha sejak tiga tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai kepala keluarga, Luky mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan untuk dirinya bersama sang istri.
Awalnya dia hanya mengira kepesertaannya pada Program JKN-KIS hanya dapat digunakan ketika sakit, namun ternyata bisa digunakan untuk pemeriksaan kandungan oleh istrinya.
“Banyak untungnya ya punya BPJS Kesehatan sebagai jaminan kesehatan kami sekeluarga. Saya kira hanya bisa untuk berobat, ternyata bisa juga digunakan untuk pemeriksaan kandungan dan persalinan istri. Jadi saya pun bisa lebih hemat dan tidak memikirkan lagi biaya persalinan yang kita ketahui bahwa hargaya lumayan mahal. Alhamdullah, proses persalinan tersebut seratus persen dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” ungkapnya, Kamis (30/12).
Bentuk tanggung jawab Luky pun kembali terlihat dengan mendaftarkan anaknya tersebut ke dalam Program JKN-KIS. Tak menunggu lama, setelah memiliki akta kelahiran dan masuk kedalam kartu keluarga, ia melaporkan ke HRD untuk mendaftarkan anaknya tersebut.
Hal itu ia lakukan agar kesehatan anaknya terjamin, sebagaimana dirinya dan istri. Kini Luky sedang menanti kelahiran anak keduanya. Tentunya ditemani dengan Program JKN-KIS dan ia berharap semua biaya pemeriksaan dan kelahiran anaknya dapat ditanggung sama seperti anak pertamanya.
“Tentunya dengan JKN-KIS ini menenangkan hati saya dan istri untuk menjalani kehamilan keduanya. Pasti tidak hanya saya yang merasakan manfaat ini, diluar sana masih banyak lagi.,” ujarnya.
Ia berarap BPJS Kesehatan akan terus hadir untuk membantunya dan semua masyarakat Indonesia.
“Jadi jangan sesekali menyepelekan jaminan kesehatan, karena bagaimana pun ini menjadi kebutuhan kita bersama keluarga yang harus dipenuhi juga,” tutup Luky.
(amy)