NGANJUK ifakta.co – Banjir bandang terjadi di Desa Mojoagung Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk pada Rabu malam, ( 7/12/21).Dampaknya puluhan rumah dan sejumlah area persawahan serta tanaman warga terendam air dengan ketinggian air mencapai 10 – 60 cm.
Peristiwa tersebut terjadi akibat hujan dengan intensitas yang tinggi di wilayah Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya mulai pukul 18.00 Wib.Debit air yang terus meningkat di aliran sungai di Kabupaten Nganjuk.
Puncaknya di Dusun Mojoagung Desa Mojoagung, Prambon terjadi luapan air sungai yang menyebabkan jebolnya tanggul di bantaran sungai tersebut sepanjang kurang lebih 30m.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mendengar kejadian tersebut Plt.Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi bersama Kapolres Nganjuk AKBP Boy Js dan stake holder terkait, pada Kamis pagi langsung mendatangi lokasi banjir untuk melihat titik jebolnya tanggul.
Dalam kesempatan itu Marhaen mengatakan keprihatinannya atas banjir yang terjadi di Mojoagung tersebut.
“Kami turut prihatin atas jebolnya tanggul di Mojoagung dan setelah kami mengadakan pengecekan ternyata meluapnya air sungai ini dikarenakan adanya tumpukan sampah plastik dan bambu sehingga menyubat aliran sungai dan air jadi meluber karena sungai tak membendung derasnya arus,” paparnya.

Saat itu juga pihaknya bekerjasama dengan warga desa bahu – membahu membersihkan sampah dengan menggunakan alat berat.Nampak martrial sampah plastik dan bambu menyumbat aliran sungai tersebut.
“Untuk memperbaiki tanggul jebol saya sudah berkoordinasi dengan BBWS Brantas Jawa Timur agar membantu bronjongnya dan untuk material batu akan disiapkan BPBD dan semuanya menggunakan dana APBD Nganjuk,” terang Marhaen.
Menurutnya dampak banjir tak hanya dirasakan warga Desa Mojoagung namun juga berimbas pada Desa Bandung Kecamatan Prambon.
Menurut analisa sementara, kata Marhaen selain karena tumpukan sampah banjir di Prambon juga disebabkan oleh debit air yang masuk di aliran sungai di wilayah Nganjuk juga akibat kiriman air dari arah Kediri.
“Tingginya air yang masuk di Nganjuk ini karena adanya pembangunan fisik proyek bandara Kediri, sebelumnya kawasan bandara Kediri itu adalah daerah resapan air, sejak di bangun bandara resapannya tidak ada dan air yang mengalir dari arah Kediri ke Nganjuk volumenya besar sekali,” ungkapnya.
Akibat derasnya arus air kiriman tersebut menyebabkan tekanan hantaman yang sangat besar sehingga tanggul Mojoagung akhirnya jebol.
Terkait hal itu Plt.Bupati Nganjuk akan melakukan koordinasi dengan Bupati Kediri untuk mencari solusi yang terbaik dalam mengantisipasi terjadinya bencana banjir yang lebih besar lagi.
(MAYANG).