ifakta.co, JAKARTA – Sebagai salah satu peserta JKN dari segmen Pekerja Penerima Upah-Badan Usaha (PPU-BU), Ahmad Husein (32) merasa bersyukur karena perusahaan tempat ia bekerja taat terhadap peraturan yang berlaku dengan mendaftarkan dirinya beserta keluarga dalam program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Husein menyadari bahwa dengan terdaftarnya ia sebagai peserta, dirinya turut berkontribusi dalam menyukseskan Program JKN-KIS.
Laki-laki yang biasa di sapa Husein ini mengungkapkan bahwa dengan hadirnya Program JKN-KIS membuatnya tidak takut saat membawa anggota keluarganya yang sakit untuk mendapatkan pemeriksaan di fasilitas kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebab, ketakutannya hilang karena ia tak perlu dipusingkan dengan biaya pengobatan tersebut.
“Kini jamannya sudah berbeda, dulu sebelum ada Program JKN-KIS mungkin tidak hanya saya saja yang merasa takut untuk berobat karena takut biayanya mahal. Tapi sekarang dengan program ini, peluang untuk berobat semakin terbuka luas,” ungkapnya.
Husein menuturkan bahwa meskipun harus hidup di Jakarta dan terpisah dengan istri dan anaknya yang berada di kampung halaman, ia tetap bersyukur karena salah satu kebutuhan terhadap perlindungan kesehatan bagi keluarganya telah terpenuhi.
Meskipun hingga saat ini ia sama sekali belum memanfaatkan kartu kepesertaannya untuk berobat, namun diketahui Program JKN-KIS ini telah menjadi penolong bagi anaknya jika tiba-tiba sakit.
“Kondisi kami yang tidak tinggal bersama kadang membuat saya khawatir juga kalo tiba-tiba anak sakit. Bersyukur istri memahami prosedur dan penggunaan JKN, jadi ia dapat menggantikan sementara posisi saya untuk segera membawa ke Puskesmas. Beruntung dengan hanya berobat di Puskesmas anak saya keadaannya sudah dapat membaik,” tambahnya.
Di akhir kesempatan wawancara, Husein bersyukur dirinya senantiasa diberikan kesehatan sehingga dapat berkerja. Karena dengan begitu dirinya dapat berkontribusi dan bergotong-royong menolong sesama peserta JKN-KIS yang harus membutuhkan biaya pengobatan yang cukup besar.
Ia pun sadar bahwa sakit dapat menimpa kapan saja, maka disaat itulah ia juga membutuhkan kontribusi dari sesama peserta JKN-KIS lainnya.
“Semoga Program JKN-KIS senantiasa menjaga saya sekelurga dan peserta JKN-KIS lainnya dalam semangat gotong-royong,” tutupnya.
■