SETELAH lama ditutup, Minggu (21/6), CFD (Car Free Day) Jl Sudirman-Thamrin, Jakarta kembali dibuka. Ramainya bukan alang kepalang, bak pasar malam. Ribuan masyarakat dan pesepeda tumpah ruah di jalanan. Bukan saja berasal dari ibukota, tapi datang dari kota penyangga, seperti Tangerang, Bekasi, dan Depok.
Saking ramainya, ruas jalan yang ada nyaris seluruhnya diokupansi, sehingga membuat semua ‘susah bergerak’. Kendati alur sepeda dan pejalan kaki dipisah, di lapangan tetap caur, campur aduk jadi satu. Sepeda sulit dibikin cepat, maksimal hanya mampu dikayuh 10 hingga 15 Kpj.
Tak jadi masalah. Semua toh tetap bergembira ria. Jalanan jadi warna warni oleh jersey. Mereka terus bergerak mencari sehat sambil sesekali bercanda antar kawan. Ada ungkapan kebahagian setelah cukup lama tak menikmati CFD akibat ditutup karena pandemi COVID-19.
Diantara ribuan orang ternyata ada beberpa pesohor tanah air yang juga ikut mencicipi jalan bebas kendaraan bermotor itu. Setau saya selain basist Band Geisha, Nard juga ada 𝙉𝙄𝙆𝙄𝙏𝘼 𝙈𝙄𝙍𝙕𝘼𝙉𝙄.
Kedua artis ini terlihat naik sepeda lipat yang kini memang sedang booming. Didampingi beberapa kawan, mereka terlihat asyik menikmati euforia atas dibukannya kembali CFD. Kehadiran mereka sontak jadi perhatian publik. Nama 𝙉𝙄𝙆𝙄𝙏𝘼 𝙈𝙄𝙍𝙕𝘼𝙉𝙄 beberpa kali disebut-sebut penggemarnya, bahkan beberapa diantaranya ada yang mengajak berfoto.
Nyai–begitu julukan para nitizen terhadap artis berdarah minang ini–membalas semua atensi penggemarnya dengan senyum. Ia terkadang tertawa lepas, bahkan ngomong nyablak, seperti kebisaannya.
Asiten pribadinya, Deny Abal menjelaskan, sebetulnya bos-nya itu sudah lama mengenal sepeda. Ia dulu pakai fixie, dan belakangan mulai menyukai sepeda lipat. Sebelum kini mengayuh 𝘽𝙍𝙊𝙈𝙋𝙏𝙊𝙉 𝙉𝙄𝙏𝙄 (Nickel Titan) yang harganya mahal itu, ia lebih dulu mempunyai 𝙁𝙉𝙃𝙊𝙉 𝙂𝙐𝙎𝙏.
Belakangan Nyai juga mulai melirik 𝘼𝙇𝙀𝙓 𝙈𝙊𝙐𝙇𝙏𝙊𝙉. Karenanya, masih menurut Deny Abal, 𝙁𝙉𝙃𝙊𝙉 𝙂𝙐𝙎𝙏 akan dipindah- tangankan jika ada yang berminat. Soal harga, karena sepeda ini sudah dipasangi part lumayan bagus tentu berbeda dengan sepeda sejenis lainnya.
“Ini bekas tunggangan Nyai lo. Ada tanda tangannya jadi nilai prestisnya ada,” Jelas Deni Abal tanpa mau menyebut nominalnya.
Ada yang mau ? ■
Profil Penulis:
Eko Guruh (Egu) adalah mantan jurnalis senior dan sekarang pegawai ASN di Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT