NGANJUK ifakta.co – Sungguh memilukan apa yang dialami oleh Iksan, kakek berusia 59 tahun warga Desa Semare Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, yang hidup sebatang kara sejak istrinya meninggal dunia, sementara ia sedang mengalami stroke dan luka menganga bekas operasi pemasangan pen di kaki kirinya.
Kakek berperawakan kurus itu tidak memiliki pakaian dalam kesehariannya hanya memakai selembar kain sarung untuk menutupi tubuhnya bahkan ia pernah terlihat tidak memakai penutup badan sama sekali hingga ia pernah dianggap sebagai ODGJ.
Ia tinggal di sebuah bangunan sempit yang hanya berukuran 3 x 3 meter dengan kondisi rumah yang tak layak huni karena tanpa perabot, berdebu dan bau kecuali sebuah dipan reot tanpa alas tidur diatasnya dengan kayu kayu yang mulai keropos.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak hanya merasakan sakit di kakinya, derita kakek Iksan masih di tambah dengan serangan stroke yang dialaminya semenjak dua tahun terakhir.
Jika dahulu ia masih bisa berjalan meski menggunakan tongkat kini untuk sekedar menghirup udara di luar rumah atau berjemur ia harus berjalan ngesot beberapa meter dari rumahnya lantaran kaki kirinya bengkak dan terdapat luka akibat plat besi yang mencuat keluar sepanjang kurang lebih 15 cm dari betis bagian depan hingga lututnya.
Plat penopang kakinya yang patah itu harusnya sudah masanya untuk di buka dan di lepas, namun hal itu tak dijalani lantaran terbentur dengan biaya yang tidak ia miliki.
Jangankan untuk biaya operasi pelepasan pen untuk bertahan hidup ia terpaksa menggantungkan belas kasih dari kerabat dekat dan para tetangga disekelilingnya.
Menurut pengakuan Munawir (55) kerabat kakek Iksan, sodaranya itu mengalami kecelakaan tertabrak kendaraan bermotor di pertigaan jalan raya tak jauh dari rumahnya beberapa tahun lalu.
“Awalnya sodara saya itu mengalami kecelakaan yang menyebabkan kaki kirinya mengalami patah tulang,” kata Munawir Rabu Januari 2024 pada ifakta.co.
Munawir menjelaskan pasca operasi pemasangan pen ia yang pada saat itu belum diperkenankan berjalan namun nekad kakinya itu di buat berjalan sehingga menyebabkan pen itu bengkok dan semakin lama bautnya terlepas dan plat nya keluar menonjol hingga nampak jelas mencuat keluar.
Bertahun – tahun kakek Iksan menahan rasa sakit akibat pembengkakan luka dikakinya itu bahkan kadangkala terjadi perdarahan namun jarang mendapatkan perawatan dan pengobatan secara medis.
Mirisnya dibalik derita kakek Iksan belum ada perhatian dari pihak terkait untuk membantu dirinya keluar dari kondisi memprihatinkan itu.
Kini kakek Iksan hanya pasrah dan berharap ada uluran tangan dari para dermawan dan pihak terkait yang bersedia membantu dirinya untuk mengobati penyakit stroke dan luka pasca operasi yang dideritanya saat ini.